Gaza Rusak Parah Usai Gencatan Senjata, Siapa yang Menanggung Perbaikan?

Sabtu, 22 Mei 2021 07:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Usai 11 hari mendekam di dalam rumah, berlindung dari serangan militer tanpa henti Israel, warga Gaza akhirnya bisa menghirup udara segar. Gencatan senjata antara Palestina dan Israel, yang dimediasi oleh Mesir, memungkinkan mereka untuk keluar rumah dan melihat seperti apa kondisi Gaza usai perang. Menurut mereka, Gaza seperti habis diterjang tsunami.

Tidak banyak yang tersisa. Bangunan belasan lantai telah berubah menjadi tumpukan reruntuhan. Rumah-rumah yang sejatinya tempat berlindung tak lagi bisa ditinggali. Bangunan vital seperti rumah sakit terpaksa beroperasi dengan kondisi seadanya. Salah satu warga Gaza, Abu Ali, menyebutnya sebagai hasil tindakan tak beradab.

"Apa yang terjadi tidak bisa dikatakan beradab, tapi kejahatan perang. Kami berhadapan dengan hukum rimba," ujar Abu Ali usai melihat reruntuhan yang awalnya adalah bangunan setinggi 14 lantai, Sabtu, 22 Mei 2021.

Menurut perhitungan pemerintah di Gaza, kurang lebih ada 16.800 bangunan yang rusak akibat serangan Israel. Sebanyak 1.800 di antaranya tak lagi bisa ditinggali dan 1000 bangunan dalam kondisi hancur total.

Warga Palestina berkumpul setelah kembali ke rumah mereka yang dihancurkan oleh serangan Israel dalam kekerasan lintas batas baru-baru ini antara militan Palestina dan Israel, menyusul gencatan senjata Israel-Hamas, di Gaza 21 Mei 2021. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Selain bangunan, infrastruktur penunjang seperi listrik dan jaringan air bersih pun rusak parah. Jika kerusakan tersebut dihitung bersama bangunan-bangunan yang hancur, pemerintah Gaza memperkirakan nilai kerugian yang mereka hadapi mencapai ratusan juta Dollar AS.

"Ketika kami kembali ke rumah, apa yang kami temukan hanyalah kehancuran. Tidak ada tempat untuk duduk, tidak ada air bersih, tidak ada listrik, tidak ada tempat tidur, tidak ada apapun," ujar warga Gaza, Samira Abdallah Naseer, yang kehilangan rumah akibat agresi Israel.

Dengan kerusakan parah yang ditinggalkan, PR warga dan pemerintah Gaza selanjutnya adalah membangun kembali "peradaban" di sana. Hal tersebut sudah bukan hal baru bagi mereka. Sejak Gaza diambil alih Hamas pada 2007, sudah empat kali kawasan tersebut menjadi lokasi pertempuran besar. Pertanyaan besarnya, siapa yang akan menanggung?

Israel jelas tidak mau. Mereka mengklaim segala serangan yang mereka lakukan legal, termasuk yang menghancurkan permukiman sekalipun. Sementara itu, Pemerintah Palestina belum menuntaskan bantuan pembangunan atas dampak peperangan di tahun 2014. Alhasil, warga di Gaza hanya bisa pesimis.

Seorang wanita Palestina bereaksi setelah kembali ke rumahnya yang hancur akibat terkena serangan udara dari militer Israel di di Gaza, 21 Mei 2021. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

"Sekarang kami kembali lagi ke dilema pembangunan Gaza. Siapa yang akan melakukannya? Hamas atau Otoritas Palestina (PA)? Siapa yang akan membayar?"

"Beberapa dari kami belum mendapat kompensasi atas kerugian yang diderita pada peperangan di tahun 2014," ujar pebisnis di Gaza, Emad Jawdat, menyinggu pertempuran 50 hari di tahun 2014.

Dikutip dari Reuters, Palestina sudah menerima sejumlah bantuan untuk pembangunan kembali usai agresi Israel. Mesir, misalnya, dikabarkan menganggarkan bantuan senilai US$500 juta untuk pembangunan kembali. Sementara itu, Presiden Amerika, Joe Biden, dikabarkan tengah berbicara dengan PBB untuk menyusun bantuan.

Baca juga: 11 Hari Pertempuran dengan Israel, Segini Kerugian yang Dialami Gaza

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

10 menit lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

5 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

6 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

6 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

7 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

7 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

8 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

8 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

8 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

8 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya