Aktivis Minta Joe Biden Menekan Korea Utara

Rabu, 19 Mei 2021 15:30 WIB

Ekspresi Joe Biden saat menyampaikan sambutan di hadapan pendukungnya usai menyaksikan hasil Pemilu AS yang diumumkan media, di Wilmington, Delaware, AS, 7 November 2020. Berdasarkan perhitungan CNN, Biden mampu menang dari lawannya, Donald Trump, berkat 20 suara elektoral dari Pennsylvania. Andrew Harnik/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pembelot dari Korea Utara dan aktivis mendesak Presiden Amerika Serikat Joe Biden agar memberikan tekanan pada Pyongyang atas pelanggaran HAM yang dilakukannya. Desakan itu muncul seiring rencana pertemuan Presiden Biden dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Washington, Amerika Serikat.

Jika tidak ada aral melintang, Presiden Moon akan tiba di Kota Washington pada Kamis, 20 Mei 2021 dan akan berada di sana selama empat hari. Moon akan melakukan serangkaian pertemuan, diantaranya dengan Biden, pemimpin Kongres Amerika Serikat dan akan mengunjungi pabrik baterai SK Innovation di Georgia.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan darurat dalam foto tidak bertanggal yang dirilis oleh KCNA di Pyongyang, pada 25 Juli 2020. KCNA menyebut seorang pelarian yang pergi ke Korea Selatan tiga tahun lalu, diduga telah terinfeksi virus ganas kembali pada 19 Juli setelah secara ilegal melewati garis demarkasi. KCNA via REUTERS

Advertising
Advertising

Sejumlah aktivis dan pembelot dari Korea Utara menyerukan agar Biden dengan cepat menunjuk utusan khusus untuk menangani pelanggaran HAM di Korea Utara dan membela hak kebebasan berpendapat untuk mereka di Korea Selatan.

“Kami memiliki bukti bahwa warga Korea Utara sedang menunggu selebaran untuk mereka dan pemerintah Korea Utara waswas selebaran itu sampai pada masyarakat,” kata Park Sang-hak, yang disidik oleh kepolisian Korea Utara akhir pekan lalu atas tuduhan melanggar larangan.

Selama berpuluh tahun, aktivis telah menyebarkan selebaran, makanan, obat-obatan, uang 1 USD, radio mini dan USB yang berisi pemberitaan dari Korea Selatan serta drama-drama dari Negeri Gingseng tersebut. Upaya tersebut dilakukan untuk menggalang kesadaran di kalangan warga negara Korea Utara yang hidup di bawah rezim yang keras dan pelanggaran HAM.

Korea Utara sudah lama mengecam praktik tersebut. Negara itu juga mendesak Presiden Moon untuk menghentikannya atau hubungan kedua negara bakal memburuk.

Baca juga: Dua Tahun Hilang, Pejabat Korea Utara Ternyata Bersembunyi di Korea Selatan

Sumber: Reuters

Berita terkait

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

1 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

2 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

3 jam lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

3 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

3 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

4 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

4 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

5 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

5 jam lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

6 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya