Malaysia Gagalkan Penyelundupan Komputer ke Indonesia
Reporter
Editor
Senin, 17 November 2008 08:42 WIB
TEMPO Interaktif, Port Klang: Untuk kedua kali dalam waktu kurang dari dua pekan, polisi air Malaysia menggagalkan penyelundupan barang-barang elektronik dari Malaysia ke Indonesia.
Menurut The New Straits Times, Senin (17/11), dalam penggerebekan terakhir pada Sabtu (15/11) polisi air Malaysia menyita 360 motherboard komputer, 224 printer sekaligus scanner, 40 laptop, dan 85 tas laptop yang disembunyikan di sebuah perahu.
Kepala Kepolisian Air Wilayah Utara Ajun Komisaris Zainul Abidin Hasan mengatakan polisi air menghentikan perahu tersebut di dekat Tanjung Harapan untuk memeriksa barang bawaan mereka setelah kepolisian mendapat informasi.
Dalam penggeledahan, polisi menemukan barang-barang elektronik tersebut. Polisi pun menahan operator perahu berusia 50 tahun dan tiga kru yang berusia antara 30 sampai 40 tahun.
Menurut Zainul, perahu tersebut hanya diperbolehkan membawa komputer bekas dan aksesoris komputer. Perahu itu, lanjut Zainul, sempat menghentikan operasinya ke Port Klang. Namun, perahu tersebut kembali beroperasi beberapa bulan lalu.
Polisi Malaysia kini juga tengah menyelidiki para kru yang terlibat penyelundupan dalam beberapa bulan terakhir.
Pada 4 November lalu, polisi air Malaysia mengagalkan penyelundupan telepon seluler terbesar dengan menyita 13 koper berisi 12.800 telepon bermerek Nokia dan Titan dalam sebuah kapal.
Zainul mengatakan bahwa ia akan memerintahkan agar para polisi air meningkatkan pengawasan di perairan untuk mengurangi upaya penyelundupan. "Saya juga meminta kepada masyarakat untuk menginformasikan kepada polisi air jika mereka mengetahui adanya upaya penyelundupan," lanjut Zainul.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.