Hong Kong Hentikan Operasional Kantor Perwakilan di Taiwan

Selasa, 18 Mei 2021 16:00 WIB

Ketua Eksekutif Hong Kong Carrie Lam tiba untuk menyampaikan pidato kebijakan tahunannya, sebagai protes anggota parlemen pro-demokrasi, di Dewan Legislatif di Hong Kong, Cina, 16 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Hong Kong pada Selasa menangguhkan operasional kantor perwakilannya di Taiwan sebagai tanda meningkatnya ketegangan diplomatik antara Taiwan dan Cina.

Ketegangan antara pemerintah Hong Kong yang didukung Beijing dan Taiwan telah meningkat sejak protes pro-demokrasi meletus di Hong Kong pada 2019, dan Cina menanggapi dengan memberlakukan undang-undang keamanan nasional Hong Kong yang mendorong banyak aktivis untuk pergi, beberapa ke Taiwan.

Seorang perwakilan pemerintah Hong Kong tidak memberikan penjelasan atas keputusan untuk menghentikan operasi di Kantor Ekonomi, Perdagangan, dan Kebudayaan Hong Kong, hanya mengatakan keputusan itu tidak terkait dengan peningkatan kasus virus corona baru-baru ini di Taiwan.

"Penangguhan itu tidak terkait dengan situasi pandemi di Taiwan. Kami tidak memiliki apa-apa lagi untuk ditambahkan," kata kantor perwakilan, dikutip dari Reuters, 18 Mei 2021.

Pemerintah Taiwan mengatakan menyesali sekaligus menghormati keputusan Hong Kong.

Advertising
Advertising

"Kami sangat menyesali keputusan sepihak pemerintah Hong Kong hari ini," kata Dewan Urusan Daratan Taiwan.

Taiwan telah mengkritik Undang-undang Keamanan Nasional Hong Kong dan membuka kantor di Taipei untuk membantu orang-orang yang ingin pergi.

Demonstran pro-demokrasi mengangkat tangannya sebagai simbol dari "Lima tuntutan, tidak kurang" selama protes terhadap rencana Beijing untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong, Cina, Kamis, 27 Mei 2020. REUTERS/Tyrone Siu

UU Keamanan Nasional Hong Kong menghukum apa yang secara luas didefinisikan oleh Cina sebagai subversi, separatisme, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing dengan ancaman penjara seumur hidup.

Kritikus hukum khawatir itu akan menghancurkan kebebasan luas yang dijanjikan ketika kembali ke pemerintahan Cina. Sementara pendukungnya mengatakan UU Keamanan Nasional Hong Kong telah memulihkan stabilitas yang penting untuk keberhasilan ekonomi Hong Kong.

Pada Agustus tahun lalu, Cina mencegat sebuah kapal yang membawa 12 orang dari Hong Kong, yang semuanya menghadapi dakwaan terkait dengan protes anti-pemerintah, dan tampaknya ingin melarikan diri ke Taiwan.

Tahun lalu, pejabat Taiwan di Hong Kong diberitahu bahwa visa mereka tidak akan diperpanjang kecuali jika mereka menandatangani dokumen yang mendukung klaim Beijing atas Taiwan di bawah kebijakan "satu Cina", kata seseorang yang mengetahui langsung masalah itu, Reuters melaporkan.

Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan bulan ini hanya ada delapan anggota staf Taiwan yang tersisa di konsulat de facto di Hong Kong, dan semua visa mereka akan kedaluwarsa tahun ini.

Biro Urusan Konstitusi dan Daratan Hong Kong mengatakan penangguhan operasi berarti permintaan bantuan dari orang-orang Hong Kong di Taiwan akan ditangani melalui hotline dan melalui situs web pemerintah Hong Kong.

Beijing melihat Taiwan sebagai bagian dari "satu Cina" dan berupaya mengambil kembali pulau itu di bawah kendalinya.

Cina telah mengusulkan agar Taiwan dibawa ke bawah pemerintahan Cina di bawah pengaturan "satu negara dua sistem", prinsip serupa yang ditawarkan ke Hong Kong ketika kembali ke pemerintahan Cina pada tahun 1997.

Semua partai politik utama Taiwan telah menolak gagasan itu.

Hong Kong telah lama menjadi saluran perdagangan dan investasi penting antara Taiwan dan Cina, yang tidak memiliki hubungan diplomatik.

Baca juga: Taiwan Akan Bertempur Sampai Titik Darah Penghabisan Jika Diserang Cina

REUTERS

Berita terkait

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

3 jam lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

7 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

18 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya