WHO Minta Negera Kaya Donasikan Vaksin COVID-19 Dibanding Vaksinasi Anak-anak

Sabtu, 15 Mei 2021 13:02 WIB

Petugas kargo memasukkan kontainer berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca ke atas truk setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu 8 Mei 2021. Sebanyak 1,3 juta vaksin COVID-19 AstraZeneca tiba di Indonesia melalui jalur multilateral yakni melalui skema Covax facility dan selanjutnya akan diproses di Bio Farma, Kota Bandung. ANTARA FOTO/Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - WHO kembali mengkritik negara-negara kaya yang menguasai mayoritas suplai vaksin COVID-19. Dikutip dari kantor berita Reuters, mereka mengkritik rencana sejumlah negara yang ingin menggunakan suplai vaksin mereka untuk kampanye vaksinasi anak-anak.

Menurut WHO, kampanye vaksinasi anak-anak bukanlah prioritas utama untuk saat ini. Hal yang lebih penting, kata WHO, adalah memastikan negara-negara berkembang mendapatkan bantuan vaksin COVID-19. Oleh karenanya, mereka meminta negara yang stok vaksin COVID-19 nya berlebih untuk menyumbangkannya dibanding menggunakannya untuk anak-anak.

"Kami bisa paham kenapa sejumlah negara ingin melakukan vaksinasi terhadap anak-anak dan remaja. Namun, untuk saat ini, kami mengimbau mereka untuk menimbang ulang rencana itu dan mendonasikan vaksin yang ada via COVAX," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 15 Mei 2021.

WHO tidak menyebutkan secara lengkap negara mana saja yang akan memulai vaksinasi COVID-19 terhadap anak-anak dan remaja. Sejauh ini mereka hanya menyebutkan dua negara yaitu Kanada dan Amerika. Diberitakan sebelumnya, Amerika memang sudah mengesahkan penggunaan vaksin COVID-19 untuk anak-anak.

Dibanding mengikuti jejak Amerika dan Kanada, WHO berharap negara-negara yang kaya akan stok vaksin COVID-19 mengikuti langkah Prancis dan Swedia. Keduanya, kata WHO, mulai mendonasikan stoknya ke negara lain via COVAX usai kelompok prioritas mereka divaksin penuh.

Menurut laporan Reuters, COVAX sudah mengirimkan kurang lebih 60 juta dosis vaksin COVID-19 ke berbagai negara. Walau begitu, angka tersebut masih jauh dari ideal dikarenakan terbatasnya suplai vaksin COVID-19 di dunia.

Hal tersebut dipicu gelombang kedua pandemi COVID-19 di India. Gara-gara gelombang tersebut, India terpaksa mengutamakan produksi vaksin COVID-19 mereka untuk kebutuhan lokal. Bahkan, India pun sebenarnya kekurangan vaksin COVID-19 karena terbatasnya bahan baku produksi.

"Tahun kedua pandemi COVID-19 berpotensi lebih berbahaya dibanding tahun sebelumnya dengan India menjadi kekhawatiran terbesar kami," ujar Ghebreyesus soal situasi terkini dan pentingnya produksi dan distribusi vaksin COVID-19 digenjot. Total, sudah 1,26 miliar dosis vaksin didistribusikan.

Baca juga: Ini 10 Varian Virus Covid-19 Dunia yang Sedang Diawasi WHO

ISTMAN MP | REUTERS






Berita terkait

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

23 jam lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

2 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

5 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

5 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya