Anthony Fauci Sarankan India untuk Segera Lakukan Lockdown COVID-19

Senin, 10 Mei 2021 20:40 WIB

Seorang pasien yang menderita penyakit Covid-19 menerima perawatan di bangsal sebuah rumah sakit di New Delhi, India, 1 Mei 2021. [REUTERS / Danish Siddiqui]

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Penasihat Medis Pemerintah Amerika, Anthony Fauci, menyakini India harus segera melakukan lockdown COVID-19. Hal tersebut menimbang masih tingginya pertumbuhan kasus dan kematian akibat COVID-19 di India.

Mengacu pada laporan CNN, India mencatat 366 ribu kasus dan 3.754 kematian dalam 24 jam terakhir. Hal itu menjadikan India, secara nasional, memiliki 22,6, juta kasus, 246 ribu korban jiwa, dan 18 juta pasien sembuh terkait COVID-19.

"India harus melakukan lockdown. Sejauh yang saya tahu, beberapa negara bagian India telah melakukannya, namun pemerintah India harus segera memutus rantai penyebaran virus. Salah satu cara untuk melakukannya adalah lockdown nasional," ujar Anthony Fauci, dikutip dari CNN, Senin, 10 Mei 2021.

Fauci menjelaskan bahwa lockdown nasional yang ia maksud bukanlah lockdown dalam jangka panjang. Sebab, kata ia, hal yang dibutuhkan oleh India hanya memutus rantai penyebaran virus. Untuk hal tersebut, Fauci menyatakan India cukup melakukan lockdown selama paling cepat dua pekan atau paling lama satu bulan.

Setelah lockdown selesai dilakukan dan pertumbuhan kasus (secara teori) sudah menurun, Fauci mengatakan hal yang perlu India lakukan selanjutnya adalah menggenjot vaksinasi COVID-19. Jika hal itu berhasil dilakukan, Fauci menyakini pertumbuhan kasus bisa ditekan secara signifikan seperti yang terjadi di Amerika.

Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan selama pengarahan harian satuan tugas virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 25 Maret 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]


Perihal vaksinasi COVID-19, Pemerintah Amerika sudah berjanji kepada India bahwa mereka akan memberikan bantuan. Hal itu tak hanya pengiriman vaksin COVID-19, namun juga bahan baku vaksin. Perkembangan terbaru, India mengusulkan adanya pengabaian paten vaksin COVID-19 agar berbagai negara bisa mengembangkan vaksin sendiri dibanding menunggu suplai tersedia.

Per berita ini ditulis, kurang lebih 50 persen negara bagian di India sudah menerapkan lockdown. Namun, Asosiasi Medis India (IMA) menyatakan hal itu tidak cukup karena standar lockdown yang berbeda-beda. Hal yang dibutuhkan India, kata mereka, adalah lockdown yang benar-benar terencana, terukur, serta transparan.

"India membutuhkan paling tidak 10-15 hari lockdown nasional untuk memberi ruang lega kepada sistem kesehatan nasional. Dengan begitu, mereka bisa mengisi ulang tenaga, materi, serta sumber daya untuk menangani pandemi usai lockdown," ujar IMA.

Terakhir kali India melakukan lockdown COVID-19 tegas adalah Maret tahun lalu. Dengan jumlah penduduk 1,36 miliar, India hanya mencatatkan kurang lebih 500 kasus dan 10 kematian per hari, kontras dengan situasi sekarang. Namun, PM Narendra Modi enggan menerapkan hal itu lagi, kecuali mendesak, karena khawatir dampaknya terhadap perekonomian India.

Baca juga: Covid-19 India: Sejuta Follower Tak Mampu Selamatkan Nyawa YouTuber Ini

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

10 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

15 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

20 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

22 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

2 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

2 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

2 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya