11 Ribu Dosen dan Mahasiswa Myanmar Diskors Karena Menentang Kudeta

Senin, 10 Mei 2021 18:30 WIB

Seorang pria menggunakan ketapel saat mereka berlindung di belakang barikade selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Ahad, 28 Maret 2021. Sejumlah senjata tradisional digunakan pendemo untuk melawan tindak kekerasan aparat. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, - Lebih dari 11 ribu akademikus dan staf universitas yang menentang junta militer Myanmar diskors karena menentang kudeta.

Penskorsan ini terjadi ketika kampus-kampus di Myanmar kembali dibuka setelah satu tahun ditutup karena wabah Covid-19. Pembukaan kampus ini sekaligus mendorong konfrontasi baru antara tentara dan akademikus serta mahasiswa yang menyerukan protes atas kudeta 1 Februari.

"Saya merasa kesal melepaskan pekerjaan yang sangat saya kagumi, tetapi saya merasa bangga melawan ketidakadilan," kata seorang rektor universitas berusia 37 tahun, yang menyebut namanya hanya sebagai Thandar, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 10 Mei 2021.

Advertising
Advertising

"Departemenku memanggilku hari ini. Aku tidak akan pergi. Kami seharusnya tidak mengikuti perintah dewan militer," ucap dia.

Seorang profesor Myanmar yang bertugas di Amerika Serikat dalam program kerja sama mengatakan dia diminta menyatakan dukungan pada junta militer atau kehilangan pekerjaannya. Otoritas universitasnya telah memberi tahu dia bahwa setiap sarjana akan dilacak dan dipaksa untuk memilih.

Hingga Senin, lebih dari 11.100 staf akademikus dan lainnya telah diskors dari perguruan tinggi dan universitas, kata seorang pejabat Federasi Guru Myanmar kepada Reuters. Sumber menolak untuk diidentifikasi karena takut akan pembalasan.

Reuters tidak segera dapat memastikan dengan tepat berapa proporsi dari total staf yang diwakili oleh angka itu. Myanmar memiliki lebih dari 26 ribu dosen di universitas dan lembaga pendidikan tinggi lainnya pada 2018, menurut data Bank Dunia terbaru.

Siswa dan guru berada di garis depan oposisi selama hampir setengah abad pemerintahan militer. Peran mereka amat menonjol dalam protes sejak tentara menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Banyak guru, seperti petugas medis dan pegawai pemerintah lainnya, telah berhenti bekerja sebagai bagian dari gerakan pembangkangan sipil yang telah melumpuhkan Myanmar. Ketika protes berkobar setelah kudeta, pasukan keamanan menduduki kampus-kampus di kota terbesar, Yangon, dan di tempat lain.

Seorang juru bicara junta Myanmar tidak menanggapi panggilan telepon yang meminta komentar tentang penangguhan tersebut.

Surat kabar Global New Light of Myanmar yang dikendalikan junta mengatakan para guru dan mahasiswa harus bekerja sama untuk memulai kembali sistem pendidikan. "Para oportunis politik tidak ingin melihat perkembangan seperti itu dengan melakukan tindakan sabotase," katanya.

Baca juga: Penyair Myanmar Tewas dalam Penahanan Junta Militer dengan Organ Tubuh Hilang

Sumber: REUTERS

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

1 hari lalu

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

Viralnya kasus dugaan penerima KIP Kuliah bergaya hedon, Kemendikbudristek akan mengambil langkah.

Baca Selengkapnya

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

1 hari lalu

Viral Dugaan Penyalahgunaan KIP Kuliah Mahasiswa Undip, Kemendikbud: Tanggung Jawab Kampus

Sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah menjadi perbincangan karena menampilkan gaya hidup mewah.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

1 hari lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

1 hari lalu

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Boleh Bekerja Jadi Reseller Hingga Youtuber

Sebelumnya viral sejumlah mahasiswa penerima KIP Kuliah di Universitas Diponegoro atau Undip yang diduga melakukan penyalahgunaan bantuan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

1 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

1 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

2 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

2 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya