Eks Presiden Sri Lanka Maladewa Mohamed Nasheed Terluka Akibat Bom Dekat Rumah

Jumat, 7 Mei 2021 15:30 WIB

Mantan Presiden Maladewa Mohamed Nasheed berbicara selama konferensi pers menjelang pemilihan presiden Maladewa, di Kolombo, Sri Lanka 21 September 2018. [REUTERS / Dinuka Liyanawatte]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan presiden Sri Lanka Maladewa Mohamed Nasheed menjalani operasi pada hari Jumat setelah dia terkena pecahan proyektil dari ledakan bom di luar rumahnya, kata partainya.

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan Kamis di ibu kota Male. Presiden Ibrahim Mohamed Solih, sekutu dekat Nasheed, mengatakan penyelidikan ledakan sedang dilakukan.

Mohamed Nasheed, yang saat ini menjabat sebagai ketua parlemen Sri Lanka, dalam kondisi stabil setelah ledakan di luar rumah keluarganya di Male, kata juru bicara Partai Demokrat Maladewa, dikutip dari Reuters, 7 Mei 2021.

Dua anggota keluarga dekat, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan Nasheed sudah bisa berbicara dan responsif sebelum dirawat dengan anestesi di rumah sakit.

Nasheed sedang naik ke mobilnya saat ledakan terjadi. Laporan media lokal menunjukkan bahwa bom rakitan ditanam di sepeda motor yang diparkir di dekat mobilnya.

Advertising
Advertising

Dia dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan lukanya. "Dia stabil, operasi sedang berlangsung," kata juru bicara Partai Demokratik Maladewa (MDP) yang berkuasa di Nasheed, Jumat.

Petugas polisi Maladewa memeriksa lokasi ledakan di luar rumah keluarga ketua parlemen, mantan Presiden Mohamed Nasheed, di Male, Maladewa 6 April 2021.[Maldives Police Service/Handout via REUTERS]

Gambar dari saluran TV negara PSM menunjukkan petugas keamanan mengamankan tempat kejadian ledakan bom di ibu kota Male. Seorang turis asing juga terluka, PSM melaporkan.

"Saya mengutuk keras serangan terhadap Ketua Parlemen, Presiden Mohamed Nasheed malam ini," cuit Twitter Menteri Luar Negeri Abdulla Shahid.

"Serangan pengecut seperti ini tidak terima masyarakat kita. Doa saya untuk Presiden Nasheed dan orang lain yang terluka dalam serangan ini, serta keluarga mereka," kata Shahid.

Negara kepulauan ini di masa lalu dikenal karena kerusuhan politik serta kekerasan militan Islam.

Pada 2015, mantan presiden Abdulla Yameen melarikan diri tanpa cedera setelah ledakan di speedboat-nya, sementara ledakan tahun 2007 yang dituduhkan pada militan Islam menargetkan turis asing dan melukai 12 orang.

Presiden Ibrahim Mohamed Solih, sekutu dekat Nasheed, mengatakan ledakan Kamis itu adalah serangan terhadap "demokrasi dan ekonomi" Maladewa.

Pemerintah sedang mencari dukungan teknis dari mitra asing dalam kasus tersebut dan tim dari Kepolisian Federal Australia diperkirakan akan bergabung dalam penyelidikan pada Sabtu, kata Solih pada Kamis malam.

Maladewa Mohamed Nasheed adalah presiden pertama yang dipilih secara demokratis di Sri Lanka dan sering memperingatkan tentang kelompok ekstremis yang masuk ke negara Islam itu.

Baca juga: Kabinet Sri Lanka Menyetujui Usulan Larangan Cadar

REUTERS

Berita terkait

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

8 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

1 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

4 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

6 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

11 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

15 hari lalu

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

Mortir itu ditemukan oleh seorang warga Kamal, Kalideres yang hendak mencuci kaki di keran air depan rumahnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

15 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

18 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

18 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya