Amerika Sebut Negosiasi Pembagian Paten Vaksin COVID-19 Bakal Alot

Kamis, 6 Mei 2021 13:00 WIB

Petugas medis menunjukan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech COVID-19. Badan Obat Norwegia (NMA) mengatakan hasil otopsi terhadap 13 jenazah menunjukkan bahwa efek samping umum vaksin covid-19 REUTERS/Andreas Gebert

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika memprediksi keputusan mendukung pembagian akses ke paten vaksin COVID-19 bakal direspon keras oleh berbagai pihak. Oleh karenanya, mereka menyakini negosiasi dengan pelaku industri dan negara asal pengembang vaksin di Organisasi Dagang Dunia (WTO) akan memakan waktu berbulan-bulan. Untuk hal itu bisa diwujudkan, perlu ada konsensus dari 164 anggota WTO.

"Namun, selama negosiasi berjalan, kami akan berupaya untuk mendorong peningkatan produksi dan distribusi vaksin COVID-19," ujar negosiator Amerika di WTO, Katherine Tai, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 6 Mei 2021.

Rencananya, delegasi Amerika dan anggota WTO lainnya akan menggelar pertemuan pada Kamis ini. Perubahan sikap Amerika, yang sebelumnya memblokir negosiasi pembagian akses paten dan teknologi vaksin COVID-19, diyakini berbagai pihak bakal menjadi sorotan. Adapun pertentangan diprediksi bakal datang dari Uni Eropa dan Inggris.

Menurut laporan Reuters, sejumlah perusahaan farmasi sudah mulai bergerak untuk merespon perubahan sikap Pemerintah Amerika. Seorang lobbyist, yang enggan disebutkan namanya, mengklaim langkah Amerika berpotensi membuat perusahaan farmasi menurunkan kualitas dan kuantitas pengembangan vaksin di mana bakal krusial untuk perang melawan pandemi.

Petugas medis mempersiapkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang akan disuntikan pada warga. Otorotas Norwegia mengatakan 23 orang yang telah meninggal, 13 kematian kemungkinan bisa disebabkan, secara langsung, oleh efek samping vaksin Covid-19. REUTERS/Ciro De Luca

Seorang pelaku industri, yang juga enggan disebutkan namanya, mengatakan hal senada. Ia berkata, perusahaan-perusahaan farmasi akan melawan perubahan sikap Amerika dengan mengupayakan pembatasan-pembatasan baru. Hal itu, menurut ia, tak terhindarkan karena perusahaan farmasi untung besar selama pandemi.

Dr. Amesh Adalia, peneliti dari John Hopkins Center for Health Security, memberikan tanggapan yang lebih keras. Ia berkata, pembagian paten sama saja seperti perampasan.

"Perusahaan framasi sudah bekerja keras dan mengucurkan banyak dana untuk pengembangan vaksin COVID-19," ujar Adalia yang merasa kerja keras itu sudah selayakanya dihargai.

Dari kubu yang mendukung, mereka optimistis bahwa pembagian akses ke paten ini tidak akan terlalu merugikan. Sebab, pembagian akses bisa dibatasi pada waktu tertentu saja. Setelah periode akses usai, penggunaan paten kembali dibatasi dan perusahaan farmasi bisa menjual vaksin-vaksin COVID-19 pengembangan berikutnya yang dibutuhkan untuk perlindungan tambahan.

Pfizer, pada Selasa kemarin, memprediksi akan mencetak penjualan senilai US$26 miliar tahun ini dari vaksin COVID-19 saja. Hasil penjualan itu, kata mereka, bakal mendukung pengembangan produk-produk Pfizer beberapa tahun ke depan.

Baca juga: Pakar Teknologi Membuat Vaksinasi Covid-19 di India Tidak Adil

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

15 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

4 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

8 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya