(Eksklusif) Penetapan Lima Poin Konsensus ASEAN Soal Myanmar Diwarnai Perdebatan

Senin, 3 Mei 2021 18:05 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan bahwa lima poin konsensus ASEAN soal krisis Myanmar tidak tercipta begitu saja. Ia menyampaikan, pembahasannya melalui sejumlah perdebatan yang bahkan terjadi sebelum KTT ASEAN dimulai.

Dalam wawancara eksklusif dengan Tempo, Retno menyatakan perdebatan itu dimulai pada acara Working Dinner yang digelar sehari sebelum KTT ASEAN. Acara tersebut mempertemukan para para menteri luar negeri anggota ASEAN untuk bersama-sama menyiapkan bahan pembahasan hari selanjutnya.

"Situasinya sangat cair, kami tidak ingin saat pemimpin bertemu, mereka belum punya bayangan akan melakukan apa. Selama dua setengah jam kami bicara terbuka, berdebat, dan sebagainya," ujar Retno Marsudi, Kamis, 29 April 2021.

Retno melanjutkan, awalnya para peserta rapat cukup mudah untuk menemukan kesepahaman. Ketika pembahasan fokus pada masalah utusan khusus dan bantuan kemanusiaan, semua menteri luar negeri mendukung.


Seorang pria menggunakan ketapel saat mereka berlindung di belakang barikade selama protes terhadap kudeta militer, di Yangon, Myanmar, Ahad, 28 Maret 2021. Dilaporkan puluhan pendemo terluka dan meninggal saat aparat berupaya membubarkan kerumunan. REUTERS/Stringer
Perdebatan baru muncul ketika masalah penghentian kekerasan disinggung. Retno berkata, penghentian kekerasan di Myanmar adalah wajib hukumnya bagi Indonesia. Sebab, jika hal itu tidak terjadi, korban akan jatuh terus.

"Bagi Indonesia itu red line, harus ada. Kami kemudian berdebat lagi dan akhirnya mengerucut pada lima poin konsensus itu," ujar Retno.

Ditanyai apakah negara anggota ASEAN merasa ragu untuk bersikpa tegas soal penghentian kekerasan, Retno memilih untuk berpikir positif. Menurutnya, diskusi soal isu itu hanya perlu dipatik saja agar kemudian ada sikap yang jelas. "Tidak apa Indonesia menyampaikan itu toh pada akhirnya semua setuju," ujarnya.

Retno berkata, hasil pertemuan working dinner itu yang kemudian dibawa dalam KTT ASEAN. Ia berkata, perwakilan Myanmar yaitu Panglima Militer Min Aung Hlaing bersikap responsif atas poin-poin yang disampaikan. Walau begitu, Retno menyakini tantangannya masih akan banyak ke depannya.

"Ini baru satu langkah. Ini langkah penting, patut bersyukur hasilnya bagus. Tapi tugas belum selesai. Tantangan ke depan akan semakin besar," ujar Retno soal penanganan krisis Myanmar.

Baca juga: (Eksklusif) Menlu Retno: Tak Ada Pengakuan Junta Myanmar di KTT ASEAN

ISTMAN MP




Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

32 menit lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

1 hari lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

3 hari lalu

Kunjungan Kerja ke Turkiye, Retno Marsudi Bawa Isu Palestina

Retno Marsudi menyebut Turkiye dan Indonesia sepakat perlunya memperkuat kolaborasi kedua negara guna mendukung perjuangan bangsa Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

4 hari lalu

Retno Marsudi Kunjungan Kerja ke Turkiye untuk Mempererat Hubungan Kedua Negara

Retno Marsudi kunjungan kerja ke Turkiye pada Rabu, 1 Mei 2024, untuk mempererat hubungan kedua negara.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

6 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

9 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya