Ribuan Warga Myanmar Bersiap Kabur ke Thailand untuk Hindari Pembantaian

Jumat, 30 April 2021 11:31 WIB

Pengungsi Karen yang membawa harta benda terlihat di tepi sungai Salween di Mae Hong Son, Thailand, 29 Maret 2021. Ribuan orang melarikan diri pada akhir pekan setelah jet tempur militer Myanmar menyerang desa-desa di dekat perbatasan Thailand yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata yang telah menyerang sebuah pos militer setelah kudeta 1 Februari. Karen Women's Organization/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran dengan Militer Myanmar mendorong anggota kelompok etnis bersenjata Karen National Union (KNU) untuk bersiap kabur ke Thailand. Menurut mereka yang tidak bertempur langsung dengan Militer Myanmar, kabur ke Thailand adalah opsi terbaik untuk bertahan hidup. Apalagi, kata mereka, tidak ada satupun yang tahu kapan dan bagaimana Militer Myanmar akan menyerang mereka ke depannya.

"Orang-orang bilang Militer Myanmar akan datang dan menembaki kami, jadi kami kabur saja ke Thailand," ujar penghuni desa Karen bernama Chu Wah, yang baru saja kabur ke Thailand, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 30 April 2021.

Chu Wah melanjutkan, kabur ke Thailand bukan perkara gampang. Meski wilayah Karen, kata ia, berbatasan langsung dengan Thailand, ia harus menyebrangi sungai Salween yang dianggapnya sebagai jalur kabur teraman.

Organisasi Karen Peace Support Network menambahkan, ribuan warga Karen sekarang menetap di sebuah kamp pengungsian di dekat Salween. Mereka bertahan di sana sambil memantau situasi pertempuran antara KNU dengan Militer Myanmar. Jika situasi memburuk dalam beberapa hari ke depan, mareka akan langsung masuk ke Thailand.

Pangkalan militer Myanmar di tepi Sungai Salween terbakar, di Provinsi Mae Hong Son, Thailand, 27 April 2021. Kelompok pemberontak Persatuan Nasional Karen (KNU) mengklaim berhasil menyerang dan mengambil alih pangkalan militer Myanmar di wilayah perbatasan dengan Thailand. REUTERS/Athit Perawongmetha


"Beberapa hari ke depan akan 8000 Karen di sekitar Salween yang akan kabur ke Thailand. Kami berharap Militer Thailand akan membantu mereka untuk kabur dari peperangan," ujar Karen Peace Support Network.

Diberitakan sebelumnya, Selasa lalu KNU menyerang pangkalan Militer Myanmar yang berada di Salween. Serangan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan pemberontakan sipil yang mendesak Junta Myanmar dibubarkan. Adapun dalam serangan fajar itu KNU membunuh sekitar 13 tentara Myanmar.

Militer Myanmar jelas tak tinggal diam atas serangan terkait. Dalam hitungan jam, Myanmar membombardir permukiman sipil Karen via serangan udara. Serangan ini lah yang memicu pengungsian besar-besaran ke Thailand. Menurut Pemerintah Thailand, sudah ada 200 warga Myanmar yang menyebrang ke negaranya.

Baca juga: Enggan Tembak Warga Sipil, Eks Tentara Myanmar Sengaja Rusak Senjatanya

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

11 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

2 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

3 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

5 hari lalu

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

7 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

7 hari lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

7 hari lalu

Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand

Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.

Baca Selengkapnya