Pengungsi Karen yang membawa harta benda terlihat di tepi sungai Salween di Mae Hong Son, Thailand, 29 Maret 2021. Ribuan orang melarikan diri pada akhir pekan setelah jet tempur militer Myanmar menyerang desa-desa di dekat perbatasan Thailand yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata yang telah menyerang sebuah pos militer setelah kudeta 1 Februari. Karen Women's Organization/Handout via Reuters
TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran dengan Militer Myanmar mendorong anggota kelompok etnis bersenjata Karen National Union (KNU) untuk bersiap kabur ke Thailand. Menurut mereka yang tidak bertempur langsung dengan Militer Myanmar, kabur ke Thailand adalah opsi terbaik untuk bertahan hidup. Apalagi, kata mereka, tidak ada satupun yang tahu kapan dan bagaimana Militer Myanmar akan menyerang mereka ke depannya.
"Orang-orang bilang Militer Myanmar akan datang dan menembaki kami, jadi kami kabur saja ke Thailand," ujar penghuni desa Karen bernama Chu Wah, yang baru saja kabur ke Thailand, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 30 April 2021.
Chu Wah melanjutkan, kabur ke Thailand bukan perkara gampang. Meski wilayah Karen, kata ia, berbatasan langsung dengan Thailand, ia harus menyebrangi sungai Salween yang dianggapnya sebagai jalur kabur teraman.
Organisasi Karen Peace Support Network menambahkan, ribuan warga Karen sekarang menetap di sebuah kamp pengungsian di dekat Salween. Mereka bertahan di sana sambil memantau situasi pertempuran antara KNU dengan Militer Myanmar. Jika situasi memburuk dalam beberapa hari ke depan, mareka akan langsung masuk ke Thailand.
Pangkalan militer Myanmar di tepi Sungai Salween terbakar, di Provinsi Mae Hong Son, Thailand, 27 April 2021. Kelompok pemberontak Persatuan Nasional Karen (KNU) mengklaim berhasil menyerang dan mengambil alih pangkalan militer Myanmar di wilayah perbatasan dengan Thailand. REUTERS/Athit Perawongmetha
"Beberapa hari ke depan akan 8000 Karen di sekitar Salween yang akan kabur ke Thailand. Kami berharap Militer Thailand akan membantu mereka untuk kabur dari peperangan," ujar Karen Peace Support Network.
Diberitakan sebelumnya, Selasa lalu KNU menyerang pangkalan Militer Myanmar yang berada di Salween. Serangan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan pemberontakan sipil yang mendesak Junta Myanmar dibubarkan. Adapun dalam serangan fajar itu KNU membunuh sekitar 13 tentara Myanmar.
Militer Myanmar jelas tak tinggal diam atas serangan terkait. Dalam hitungan jam, Myanmar membombardir permukiman sipil Karen via serangan udara. Serangan ini lah yang memicu pengungsian besar-besaran ke Thailand. Menurut Pemerintah Thailand, sudah ada 200 warga Myanmar yang menyebrang ke negaranya.
Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand
7 hari lalu
Piala Thomas 2024: Fajar / Rian Akui Tak Bisa Bermain dengan Nyaman saat Dikalahkan Wakil Thailand
Kekalahan Fajar / Rian dari Peeratchai Sukphun / Pakkapon Teeraratsakul membuat skor Indonesia vs Thailand di fase grup Piala Thomas 2024 sementara imbang 1-1.