Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Enggan Tembak Warga Sipil, Eks Tentara Myanmar Sengaja Rusak Senjatanya

image-gnews
Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Ratusan pengunjuk rasa tewas saat protes penolakan kudeta militer. REUTERS/Stringer
Sejumlah pengunjuk rasa memegang pistol udara yang terbuat dari pipa saat protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar 3 April 2021. Ratusan pengunjuk rasa tewas saat protes penolakan kudeta militer. REUTERS/Stringer
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan tentara Myanmar mengaku sengaja merusak senjatanya agar tidak berfungsi saat diperintahkan menembak demonstran Myanmar.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, yang diterbitkan pada 28 April 2021, mantan kadet tentara merasa jijik dengan kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan militer terhadap saudara sebangsanya.

Dari tempat persembunyiannya di India, mantan kadet tentara berusia 23 tahun itu mengatakan dia membelot dari militer karena dihantui oleh pengalamannya pada penggerebekan malam hari.

Ia menggambarkan ada tradisi intimidasi dan pencucian otak di dalam militer Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw. Setiap rekrutan baru diberitahu bahwa negara hanya bisa damai jika tentara memegang kendali.

Baru lulus dari pelatihan militer pada bulan Maret, kadet yang tidak diungkap identitasnya karena alasan keamanan, ditempatkan di kota Mingaladon Yangon, di mana ia diperintahkan untuk bergabung dalam penggerebekan malam hari dan menangkap demonstran Myanmar atau penentang kudeta.

Dia mengatakan setiap malam atasannya akan memberikan dua butir amunisi, senapan serbu, peta rinci lingkungan dan nama pemimpin protes dari informan mereka.

"Mereka memerintahkan kami untuk menembak ketika orang yang ingin kami tangkap melarikan diri dari rumah," kata mantan kadet itu. "Pada satu titik kami pergi untuk menangkap dua pemimpin, satu ditangkap dan satu mencoba melarikan diri dan kami menembaknya di tempat."

Ia mengatakan orang yang tertembak berhasil melarikan diri, sehingga mereka menangkap putrinya yang juga berada di dalam rumah tersebut.

"Perintahnya tergantung pada komandan rombongan, kalau mereka menyuruh kami tembak maka kami harus segera menembak," ceritanya.

Mantan kadet itu mengaku sengaja mematahkan senjatanya malam itu agar tidak menembak, tetapi ia tidak bisa menolak ketika diperintahkan memukuli tawanan.

"Mereka menangis ketika kami menyerbu rumah mereka dan memukuli mereka. Para tetangga tahu juga, tetapi pada satu sisi berani keluar pada malam hari. Jika seseorang melihat kami melalui jendela mereka, kami meminta mereka untuk keluar dan memukuli mereka juga. Militer akan mencari-cari kesalahan di setiap rumah yang mereka serbu dan akan memukuli mereka, "katanya.

Siapapun ditemukan di luar setelah jam malam pada jam 8 malam, maka pelanggar akan diinterogasi dan dipukuli. Jika mereka lari, perintah militer diperintahkan untuk menembak mereka, kata mantan kadet itu. Tidak ada yang luput dari perlakuan ini, termasuk perempuan dan anak-anak.

"Yang termuda yang saya lihat berusia sekitar 10 atau 11 tahun, bocah laki-laki," katanya.

"Jika seseorang berbicara kembali kepada kami, kami akan memukul mereka dengan popor senjata sampai berdarah. Saya merasa sedih setiap malam karena saya harus melihat mereka memukuli orang-orang di rumah, termasuk anak-anak, dan saya tidak bisa mengatakan apa pun kepada mereka. Saya merasa sedih setiap malam," cerita mantan kadet.

Mantan kadet itu juga mengatakan pengunjuk rasa yang terluka tidak diberi perawatan medis saat berada dalam tahanan. Beberapa meninggal dalam tahanan karena luka-luka mereka, dibiarkan meninggal tanpa bantuan apapun.

"Ketika orang tertembak dan ditangkap mereka tidak mendapat pengobatan. Ada yang masih hidup ketika tertembak tapi karena tidak mendapat pengobatan, mereka meninggal pada pagi hari karena kehilangan terlalu banyak darah. Lalu militer memberi jenazah dikembalikan ke keluarga," katanya.

Mantan kadet tersebut mengatakan bahwa di barak militer, tentara tidak diperbolehkan meninggalkan pangkalan dan hanya diperbolehkan menonton saluran TV militer.

Memo internal militer

Pengakuan mantan kadet kepada CNN tersebut serupa dengan memo internal Tatmadaw yang dikeluarkan komando militer tertinggi di Naypyitaw.

Memo internal tertanggal 11 April yang diungkap oleh media Myanmar Irrawaddy, menginstruksikan personel untuk menembak demonstran Myanmar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Karena perusuh telah berubah dari demonstrasi damai ke tingkat konflik bersenjata. Petugas di semua tingkatan harus mengikuti instruksi ini dengan ketat," bunyi memo itu.

Dua hari kemudian, pada 14 April, memo lain dibagikan dengan perintah "semua pasukan keamanan darurat harus dipersenjatai secara penuh dan sistematis karena kerusuhan dapat meluas ke wilayah kendali Anda."

Pada awal Maret Amnesty International menuduh tentara Myanmar menggunakan senjata dan taktik perang untuk membunuh pengunjuk rasa.

Amnesty mengatakan senjata yang digunakan aparat Myanmar termasuk senapan sniper dan senapan mesin ringan, serta senapan serbu dan senapan mesin pistol, Reuters melaporkan.

Juga pada awal Maret, Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Myanmar, Tom Andrews, mengatakan kepada CNN melihat adanya perintah agar polisi dan tentara militer menembak mati pengunjuk rasa.

"Mereka menggunakan shotgun 12-gauge, mereka menggunakan senapan 38 mm, mereka menggunakan senapan semi-otomatis melawan pengunjuk rasa damai yang tidak menimbulkan ancaman bagi mereka," kata Tom Andrews.

Kelompok etnis bersenjata menyerang

Pangkalan militer Myanmar di tepi Sungai Salween terbakar, di Provinsi Mae Hong Son, Thailand, 27 April 2021. Aksi KNU yang menyerang pangkalan militer Myanmar di perbatasan itu dibalas junta dengan melancarkan serangan ke utara pangkalan. REUTERS/Athit Perawongmetha

Pada Sabtu pemimpin junta militer, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, ikut dalam KTT ASEAN di Jakarta, Indonesia. Pertemuannya dengan para pemimpin ASEAN menghasilkan lima konsensus, yakni mengakhiri kekerasan, dialog konstruktif di antara semua pihak, utusan khusus ASEAN untuk memfasilitasi dialog, penerimaan bantuan dan kunjungan utusan ke Myanmar.

Tidak jelas garis waktu kapan atau bagaimana konsensus ini dilakukan, tetapi junta Myanmar mengatakan pelaksanaan lima konsensus KTT ASEAN baru akan dilakukan setelah situasi stabil.

Pada Selasa salah satu kelompok etnis bersenjata Myanmar dari etnis minoritas Karen menyerang pos militer Myanmar dekat perbatasan Thailand.

Persatuan Nasional Karen (KNU), pasukan pemberontak tertua Myanmar, mengatakan telah merebut kamp militer di tepi barat sungai Salween, yang membentuk perbatasan dengan Thailand, Reuters melaporkan.

Militer Myanmar kemudian membalas para pemberontak dengan serangan udara, kata KNU dan otoritas Thailand.

Pecahnya pertempuran di dekat perbatasan mengalihkan fokus oposisi terhadap junta dari protes pro-demokrasi, yang telah terjadi di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri sejak kudeta 1 Februari.

Militer Myanmar menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi, menahannya dan politisi sipil lainnya. Aparat kemudian menindak dengan kekuatan mematikan para pengunjuk rasa anti-kudeta.

Pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan lebih dari 750 warga sipil dalam demonstrasi tersebut, kata sebuah kelompok aktivis Assistance Association for Political Prisoners.

Baca juga: Dua Pangkalan Udara Myanmar Diserang Dengan Roket

CNN | IRRAWADDY | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

56 menit lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

23 jam lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

6 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

6 hari lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

6 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

8 hari lalu

Umat Muslim menghadiri salat Idul Fitri yang menandai akhir Ramadan, di kompleks Al-Aqsa, yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Tua Yerusalem, 10 April 2024. REUTERS/Ammar Awad
Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 10 April 2024 diawali oleh penolakan Inggris untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.


Petinggi Partai Demokrat AS Tunda Persetujuan Transfer Senjata ke Israel, Ini Alasannya

8 hari lalu

Perwakilan AS Gregory Meeks (D-NY), Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR, menjawab pertanyaan saat konferensi pers tentang perjalanan delegasi Kongres baru-baru ini ke kawasan Indo-Pasifik, di Capitol Hill di Washington, AS, 10 Agustus 2022. Reuters
Petinggi Partai Demokrat AS Tunda Persetujuan Transfer Senjata ke Israel, Ini Alasannya

Petinggi Partai Demokrat AS Gregory Meeks menegaskan hal ini dilakukan sampai ada informasi tentang bagaimana Israel akan menggunakan senjata itu


Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

10 hari lalu

Demonstran pro-Palestina melakukan protes saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berkecamuk di Munich, Jerman, 9 Oktober 2023. REUTERS/Christine Uyanik
Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

11 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

13 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting