Perusahaan Vaksin Bagikan Keuntungan Setara Rp 378 Triliun

Rabu, 28 April 2021 18:00 WIB

Ilustrasi uang. Sumber: Gulf Daily News

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Vaksin Masyarakat atau The People's Vaccine, inisiatif global untuk mengawal vaksinasi di dunia, mengecam pembagian keuntungan dan pembelian kembali saham perusahaan vaksin di tengah pandemi virus corona yang belum berakhir.

“Ini adalah situasi genting untuk kesehatan masyarakat, jangan menjadi kesempatan keuntungan pribadi," kata Anna Marriot, Oxfam Health Policy Manager, dikutip dari keterangan tertulis The People's Vaccine, Rabu, 28 April 2021.

Perusahaan-perusahaan farmasi seperti Pfizer, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca bakal menggelar rapat pemegang saham dalam waktu dekat. The People's Vaccine menghitung kelompok perusahaan ini telah membayarkan setara dengan Rp 378 trilliun dalam bentuk pembagian keuntungan dan pembelian kembali saham kepada pemilik saham mereka dalam 12 bulan terakhir. Lonjakan pembagian keuntungan ini disebut menciptakan gelombang jutawan baru, di saat ekonomi global masih terhenti akibat distribusi vaksin yang lambat dan tidak merata.

Advertising
Advertising

Dana tersebut, menurut The People's Vaccine, cukup untuk membiayai vaksinasi setidaknya 1,3 milliar jiwa, setara dengan populasi di Afrika. “Kami tidak dapat membiarkan perusahaan menentukan siapa yang hidup dan mati, di saat mereka terus menimbun keuntungan. Kita memerlukan vaksin untuk masyarakat, bukan vaksin untuk keuntungan," ucap Anna.

Rapat pemegang saham dimulai pada 22 April 2021, diawali dari Pfizer dan Johnson & Johnson, kemudian diikuti oleh Moderna dan AstraZeneca dalam beberapa pekan mendatang.

Aksi protes dari masyarakat luas untuk menentang privatisasi vaksin Covid-19 terus dilakukan. Koalisi masyarakat mendesak perusahaan farmasi untuk membuka hak kekayaan intelektual, serta berbagi teknologi dan pengetahuan dengan produsen vaksin yang memenuhi syarat di seluruh dunia terus disuarakan.

Salah satu alasan perusahaan farmasi mendapatkan keuntungan yang sangat besar adalah regulasi hak kekayaan intelektual yang membatasi akses produksi ke banyak perusahaan. “Alih-alih menciptakan jutawan baru, kita memerlukan jutaan vaksin untuk negara berkembang," tutu Anna.

Baca juga: India Berharap Dapat Porsi Terbesar Surplus Vaksin COVID-19 Amerika

Berita terkait

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

3 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

3 hari lalu

Jokowi Sebut RI Ketergantungan Impor Produk Farmasi dan Alat Kesehatan

Presiden Jokowi mengharapkan industri kesehatan dalam negeri makin diperkuat.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

4 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

10 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya