6 Kecelakaan Kapal Selam Terburuk dalam Sejarah

Sabtu, 24 April 2021 11:30 WIB

Pada tanggal 12 Agustus 2003, kapal selam nuklir kebanggan Rusia "Kursk", tenggelam di dasar laut Barents. Kapal selam ini memiliki kode produksi Proyek 949A, dibangun oleh pabrikan Severodvinsk Sevmash pada tahun 1992 dan mulai masuk dinas operasional pada tahun 1994. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal selam yang dikenal dalam sejarahnya dengan Unterseeboot atau U-Boat telah menjadi andalan militer negara-negara untuk menguasai lautan dalam.

Sejak Perang Dunia Kedua, Amerika Serikat, Rusia, dan Cina, dan sejumlah negara lain, telah kehilangan kapal selam dan awaknya karena kecelakaan.

Mengoperasikan kapal selam masih sangat berisiko. Bahkan kapal selam nuklir berteknologi tinggi dapat berakhir di dasar laut jika awaknya tidak berhati-hati atau malfungsi teknologi.

Kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402 dengan 53 kru hilang kontak di perairan Utara Bali pada Rabu, 21 April 2021, dini hari. Hingga berita ini ditayangkan tim penyelamat masih berjibaku menemukan kapal selam yang hanya bisa bertahan dengan 72 jam cadangan oksigen sejak tenggelam.

Hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 menambah daftar insiden kapal selam yang dialami sejumlah negara. Berikut sejumlah insiden kapal selam terburuk, dilansir dari National Interest, 24 April 2021.

ARA San Juan (2017)

Advertising
Advertising

Kapal selam diesel elektrik Angkatan Laut Argentina, ARA San Juan, menghilang secara misterius pada November 2017 dalam perjalanan ke pangkalan angkatan laut Argentina di Mar del Plata.

Puing-puingnya yang hancur ditemukan hampir tepat satu tahun kemudian pada 16 November 2018 oleh Seabed Constructor, sebuah kapal milik perusahaan pencari AS, Ocean Infinity, setelah pencarian panjang dan traumatis untuk kapal selam yang menarik perhatian dari seluruh dunia.

Salah satu hipotesis yang paling mungkin kapal tenggelam karena malfungsi katup ventilasi "Eco-19", dikutip dari Buenos Aires Times.

Investigasi mengungkapkan katup ventilasi internal memungkinkan air mengalir ke tangki baterai kapal selam, menghasilkan korsleting di tangki baterai. Kebakaran itu kemungkinan menghasilkan peningkatan kadar hidrogen.

Sisa-sisa kapal itu sekarang tergeletak di area puing seluas 70 hingga 75 meter, 920 meter di bawah permukaan laut, berlokasi sekitar 460 kilometer tenggara kota Patagonia Comodoro Rivadavia.

Insiden kapal selam ARA San Juan menewaskan 44 awaknya.

Kursk (2000)

Kapal selam Kursk K-141.[wikitour.io/The Moscow Times]

Kursk mungkin adalah salah satu bencana kapal selam terburuk yang dialami Rusia modern. K-141 Kursk, kapal selam rudal bertenaga nuklir Project 949A Antey-class (Oscar II) dan berbobot 16.000 ton itu, hancur dalam ledakan besar pada 12 Agustus 2000 yang menewaskan 118 awaknya.

Kapal selam Kursk tenggelam selama latihan angkatan laut Armada Utara di Laut Barents.
Dikutip dari Moscow Times, investigasi resmi menyimpulkan bahwa kegagalan salah satu torpedo berbahan bakar hidrogen peroksida Kursk memicu ledakan.

Bencana kapal selam Kursk memicu kritik publik terhadap pemerintah dan Angkatan Laut, dan menandai masa jabatan pertama Presiden Vladimir Putin.

Komsomolets (1989)

K-278 Komsomolets adalah satu-satunya kapal selam dari Proyek 685 kelas Plavnik yang pernah diselesaikan. NATO menjuluki proyek 685 dengan Mike.

Dirancang terutama sebagai tempat pengujian untuk teknologi baru, Komsomolets seberat 8.000 ton adalah salah satu kapal selam berkinerja tertinggi yang pernah dibuat, memiliki kedalaman operasi lebih dari 900 meter. Seperti kelas Papa, Proyek 685 Plavnik dirancang untuk menguji teknologi otomasi dan menyempurnakan kemampuan Uni Soviet untuk membangun lambung bertekanan titanium.

Kapal selam itu tenggelam pada 7 April 1989, setelah terjadi kebakaran di dalam. Api memicu serangkaian peristiwa yang pada akhirnya menyebabkan kapal tenggelam. Terlepas dari upaya heroik kru, 42 dari 69 anggota kru tewas dalam kecelakaan itu. Namun, hanya empat orang yang tewas sebagai akibat langsung dari kebakaran tersebut, di mana sisanya meninggal karena paparan radiasi. Lebih banyak awak mungkin bisa diselamatkan jika angkatan laut Soviet bertindak lebih cepat untuk melakukan operasi penyelamatan.

Sementara itu, reaktor nuklir Komsomolets dan dua hulu ledak nuklirnya tetap berada di lambung kapal yang rusak di bawah kedalaman 1.600 meter di Laut Barents.

K-8 (1970)

K-8 adalah kapal selam serang bertenaga nuklir Project 627A Kit-class (NATO: November) yang tenggelam setelah kebakaran pada 12 April 1970.

K-8 tidak memiliki nama karena Uni Soviet jarang menamai kapal selamnya.

Kapal selam itu awalnya terbakar pada 8 April 1970, selama latihan di dua kompartemen terpisah. Api tampaknya dimulai akibat minyak yang bersentuhan dengan sistem regenerasi udara. Setelah api menyebar ke seluruh kapal melalui sistem AC dan reaktor dimatikan, kapten memerintahkan kru untuk meninggalkan kapal. Awak kembali masuk ke kapal selam lagi setelah kapal penyelamat tiba. Namun akhirnya kapal selam itu tenggelam dengan 52 awaknya.

USS Scorpion SSN-589 (1969)

Bukan hanya Rusia atau Uni Soviet yang mengalami banyak bencana kapal selam, Angkatan Laut Amerika Serikat juga kehilangan kapal selam. Pada 22 Mei 1969, USS Scorpion, kapal selam serang kelas Skipjack hilang bersama 99 awaknya di 643 kilometer barat daya pulau Azores.

Masih menjadi misteri apa yang sebenarnya terjadi pada Scorpion, ketika kapal itu gagal kembali ke pelabuhan pada 27 Mei tahun itu.
Angkatan Laut AS meluncurkan pencarian, tetapi akhirnya menyatakan hilang pada 5 Juni. Scorpion akhirnya ditemukan di kedalaman 3.000 meter oleh kapal penelitian Angkatan Laut akhir tahun itu.

Hipotesis menduga penyebab yang paling mungkin hilangnya Scorpion adalah aktivasi baterai torpedo Mark 37 yang tidak disengaja atau ledakan torpedo.

USS Thresher SSN-593 (1963)

USS Thresher tenggelam pada 10 April 1963, dengan 129 pelaut di dalamnya. Itu adalah bencana kapal selam nuklir pertama, dan hingga hari ini, memiliki korban tewas tertinggi. Tidak seperti Scorpion, Angkatan Laut AS telah melaporkan dengan tepat apa yang menyebabkan Thresher tenggelam, yakni kontrol kualitas yang buruk.

Kapal selam itu tenggelam saat melakukan penyelaman hingga kedalaman uji coba sekitar 396 meter. Lima menit sebelum kehilangan kontak dengan kapal, kapal penyelamat kapal selam Skylark menerima transmisi UQC samar (semacam radio bawah air) yang mengatakan Thresher mengalami sedikit kesulitan teknis. Skylark terus menerima pesan samar sampai sonar menangkap suara ledakan Thresher.

Pengadilan penyelidikan Angkatan Laut menemukan bahwa kerusakan pipa mungkin menyebabkan kecelakaan itu, yang menyebabkan ruang mesin kapal banjir dan semburan air garam mematikan reaktor nuklir. Selanjutnya, tangki pemberat utama Thresher gagal beroperasi setelah es terbentuk di pipa. Awak kapal tidak dapat mengakses peralatan yang dibutuhkan untuk menghentikan banjir.

Sebagai akibat langsung dari bencana kapal selam Thresher, Angkatan Laut melembagakan program SUBSAFE untuk memastikan bahwa ada sistem cek dan ricek yang terdokumentasi secara menyeluruh pada semua komponen penting dari kapal selam nuklir.

Baca juga: Fakta-fakta Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang

NATIONAL INTEREST | BUENOS AIRES TIMES | THE MOSCOW TIMES

Berita terkait

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

2 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

2 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

5 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

6 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

7 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

9 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

11 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

21 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

1 hari lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya