Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson Kembali Didistribusikan di Eropa

Rabu, 21 April 2021 11:39 WIB

Botol berlabel "COVID-19 Coronavirus Vaccine" dan jarum suntik terlihat di depan terpampang logo Johnson & Johnson dalam ilustrasi yang diambil, 9 Februari 2021 ini. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Badan regulator obat-obatan Uni Eropa (EMA) akhirnya mengizinkan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson kembali didistribusikan. Menurut badan regulator tersebut, manfaat yang ditawarkan vaksin Johnson & Johnson melebihi resiko pembekuan darah yang membuat distribusinya sempat ditahan. Walau begitu, EMA meminta agar vaksin COVID-19 itu diberikan label peringatan bahwa ada potensi kasus pembekuan darah walau sifatnya langka.

Dikutip dari kantor berita Reuters, Johnson & Johnson menyanggupi permintaan EMA tersebut. Johnson & Johnson menyatakan telah menyiapkan kemasan dan label baru dengan catatan keterangan soal resiko pembekuan darah, cara diagnosis, serta cara penanganan. Adapun uji klinis juga sudah dimulai lagi.

"Pembekuan darah (akibat vaksin COVID-19 Johnson & Johnson) adalah kasus yang sifatnya sangat langka. Kami berharap dengan membuat masyarakat sadar akan resikonya serta memberikan panduan diagnostik sejelas mungkin akan meningkatkan kepercayaan terhadap vaksin kami," ujar Kepala Saintifik Johnson & Johnson, Paul Stoffels, Rabu, 21 April 2021.

Merespon kembali didistribusikannya vaksin COVID-19 Johnson & Johnson, beberapa negara mulai kembali menimbang penggunaannya. Belanda telah menyatakan kembali menggunakan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson per Rabu ini.

Botol dan jarum suntik terlihat di depan logo Johnson & Johnson yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 11 Januari 2021. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]


Di antara sekian banyak vaksin COVID-19 yang ada, Johnson & Johnson adalah salah satu yang dianggap bisa mempercepat kampanye vaksinasi. Di saat vaksin-vaksin COVID-19 lainnya perlu disuntikkan dua kali dengan jeda tiap suntikan satu bulan, vaksin COVID-19 Johnson & Johnson hanya perlu disuntikkan satu kali.

Di Amerika, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) belum mengeluarkan putusan apakah akan mengikuti jejak Eropa. Menurut laporan Reuters, CDC dan badan regulator obat-obatan serta makanan (FDA) bakal menggelar pertemuan pada Jumat ini untuk menentukan rekomendasi penggunaan vaksin Johnson & Johnson .

"Hasil dari kajian vaksin (Johnson & Johnson) adalah penting sifatnya terhadap kelanjutan kampanye vaksinasi global. Hal itu mengingat vaksin COVID-19 Johnson & Johnson tidak memerlukan pendingin bersuhu ekstrim," ujar pakar epidemi Ashtyn Evans.

Sebelum kasus COVID-19 Johnson & Johnson , kasus serupa juga melanda vaksin AstraZeneca yang menggunakan teknologi serupa, Adenovirus. Hal itu membuat vaksin AstraZeneca sempat tidak digunakan berbagai negara karena khawatir kasus pembekuan darah. Namun begitu, AstraZeneca adalah salah satu vaksin COVID-19 paling terjangkau sehingga banyak dibeli, baik untuk digunakan sendiri atau untuk disumbangkan ke negara lain.

Baca juga: Johnson & Johnson Respon Rekomendasi Jangan Pakai Vaksin COVID-19 Buatannya

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya