Inggris Masukkan India Dalam Daftar Merah COVID-19

Selasa, 20 April 2021 11:00 WIB

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock berbicara pada konferensi pers digital COVID-19 di 10 Downing Street di London, Inggris 2 April 2020. [Pippa Fowles / 10 Downing Street / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi pandemi COVID-19 yang memburuk di India membuat Inggris ragu memasukkan pendatang dari sana. Dikutip dari kantor berita Reuters, Inggris memasukkan India ke dalam "Daftar Merah" usai 103 kasus varian baru COVID-19 muncul di sana.

"Ini keputusan yang sulit, tetapi juga vital untuk memasukkan India ke dalam daftar merah. Dengan ini, maka siapapun yang bukan warga negara Inggris maupun Irlandia dilarang masuk apabila dalam 10 sepuluh hari terakhir mereka berada di India," ujar keterangan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock, Senin, 19 April 2021.

Matt Hancock melanjutkan, warga Inggris maupun Irlandia yang berada di India 10 hari terakhir juga tak otomatis langsung diperbolehkan masuk. Mereka harus terlebihi dulu menjalani masa karantina selama 10 hari di hotel yang telah ditetapkan pemerintah. Adapun biaya karantina ditanggung sendiri oleh warga terkait.

Aturan tersebut, kata Hancock, akan berlaku per Jumat, 23 April 2021. Jadi, untuk saat ini, warga India masih diperbolehkan masuk ke Inggris dan mengikuti protokol karantina 10 hari yang berlaku.

Pasien Covid-19 mendapatkan perawatan di bangsalrumah sakit Lok Nayak Jai Prakash (LNJP), di tengah penyebaran penyakit virus corona di New Delhi, India, 15 April 2021. [REUTERS / Danish Siddiqui]

Ditanyai apakah vaksinasi yang berlangsung di Inggris tidak bisa melindungi warga dari ancaman varian baru COVID-19, Hancock mengaku belum bisa menjawabnya. Ia berkata, dirinya pun tengah mencari jawabannya dan akan membagikannya begitu punya.

"Kekhawatiran utama saya soal varian baru COVID-19 di India adalah vaksin tidak cukup efektif untuk menangkal gejalanya."

"Hal ini sama dengan kekhawatiran kami terhadap varian baru COVID-19 yang ada di Afrika Selatan. Itulah kenapa kami memberanikan diri untuk mengambil keputusan ini," ujar Hancock.

Per berita ini ditulis, India berada di urutan kedua negara paling terdampak COVID-19. India mencatatkan 15,3 juta kasus serta 180 ribu korban meninggal akibat COVID-19. Adapun jumlah kasus harian di India terus menanjak naik sejak akhir Februari 2021, dari sebelumnya di kisaran 10-12 ribu kasus per hari menjadi 275 ribu kasus per hari.

Baca juga: Diterpa Gelombang Kedua Covid-19, Ibu Kota India Krisis Tempat Tidur dan Oksigen

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

30 menit lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

7 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

7 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

11 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya