Johnson & Johnson Respon Rekomendasi Jangan Pakai Vaksin COVID-19 Buatannya

Rabu, 14 April 2021 07:00 WIB

Botol dan jarum suntik terlihat di depan logo Johnson & Johnson yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 11 Januari 2021. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

TEMPO.CO, Jakarta - Johnson & Johnson merespon kabar vaksin COVID-19 buatannya menyebabkan pembekuan darah. Dikutip dari CNN, Johnson & Johnson menyatakan bahwa mereka sepenuhnya sadar soal adanya kasus langka berupa pembekuan darah pasca vaksinasi. Atas hal itu, kata Johnson & Johnson, mereka telah berkoordinasi dengan badan regulator obat-obatan di Amerika serta Eropa untuk kajian lebih lanjut.

"Keamanan dan keselamatan dari warga yang menggunakan vaksin buatan kami adalah prioritas nomor satu. Kami sepenuhnya sadar soal adanya kasus langka berupa pembekuan darah pada sejumlah kecil individu," ujar Johnson & Johnson dalam pernyataan persnya, Selasa, 13 April 2021.

Diberitakan sebelumnya, Badan Regulator Obat-obatan dan Makanan (FDA) serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) merekomendasikan Pemerintah Amerika untuk tidak dulu menggunakan vaksin COVID-19 Johnson & Johnson. Sebab, mereka mendapati 6 dari 6,8 juta pengguna vaksin tersebut menderita pembekuan darah.

Keenam kasus tersebut menyasar kelompok usia di bawah 50 tahun. Menurut laporan CNN, keenam pasien yang menderita pembekuan darah adalah perempuan dengan usia 18-48 tahun dan kasus muncul di rentang 6-13 hari sejak penyuntikkan.

Kasus tersebut mirip dengan yang dialami vaksin AstraZeneca di mana menggunakan teknologi sama, Adenovirus. Sama-sama menggunakan virus jinak untuk memicu antibodi terhadap COVID-19, AstraZeneca juga dikabarkan memiliki kasus langka berupa pembekuan darah.

Botol berlabel "COVID-19 Coronavirus Vaccine" dan jarum suntik terlihat di depan terpampang logo Johnson & Johnson dalam ilustrasi yang diambil, 9 Februari 2021 ini. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]


Johnson & Johnson melanjutkan, mereka tak hanya melakukan kajian lebih, tetapi juga akan secara proaktif menahan distribusi vaksin yang tengah berjalan. Untuk saat ini, kata mereka, upaya itu tengah dilakukan di Eropa.

"Kami terus berkoordinasi dengan pakar medis dan otoritas kesehatan dan kami mendukung penuh transparansi informasi ke pakar serta publik. CDC dan FDA telah menerbitkan informasi soal deteksi dan manajemen yang perlu dilakukan jika menemukan kasus pembekuan darah," ujar Johnson & Johnson.

Terakhir, Johnson & Johnson meminta para penerima vaksinnya yang mengalami sakit kepala, pegal, serta susah nafas tiga pekan sejak penyuntikkan untuk melapor ke pusat kesehatan terdekat.

Secara terpisah CDC menyatakan bahwa jika pasien telah menerima vaksin Johnson & Johnson sebulan yang lalu tanpa mengalami gejala apapun, maka sangat-sangat kecil kemungkinan bakal menderita efek samping.

"Saya tahu ada sejumlah penerima vaksin Johnson & Johnson yang sekarang khawatir. Untuk mereka yang sudah menerima vaksin COVID-19 ini sebulan yang lalu, maka resiko pembekuan darahnya sangat kecil untuk saat ini," ujar CDC.

Per berita ini ditulis, angka vaksinasi COVID-19 di Amerika sudah mencapai 3,21 juta per hari. Hal itu sudah melebihi target vaksinasi yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Joe Biden di awal kepemipinannya, 1,5 juta per hari. Vaksin Johnson & Johnson, yang hanya butuh satu dosis, diharapkan bisa meningkatkan angka vaksinasi itu lebih jauh.

Baca juga: Uni Eropa Selidiki Kasus Pembekuan Darah Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

17 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

6 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya