Aktivis pro demokrasi Nathan Law diwawancarai oleh wartawan di luar Pengadilan Tinggi setelah diberikan jaminan di Hong Kong, Cina 24 Oktober 2017. [REUTERS / Bobby Yip]
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Demokrasi Hong Kong Nathan Law beruntung. Dikutip dari kantor berita Reuters, ia berhasil mendapatkan suaka politik dari Inggris. Hal tersebut memungkinkan dia untuk tetap bertahan di Inggris sejak tiba di sana Juli lalu untuk menghindari (berlindung dari) UU Keamanan Nasional Hong Kong.
"Setelah interview selama empat bulan, Kementerian Dalam Negeri Inggris telah mengabari bahwa pengajuan suaka saya telah diterima," ujar Law, Kamis, 8 April 2021.
Law berkata, suaka politik dari Inggris sungguh membantunya yang diincar oleh pemerintah Hong Kong dan Cina. Menurutnya, dengan situasi Hong Kong sekarang, ia tidak mungkin kembali ke sana tanpa menjadi target persekusi politik oleh pemerintahan setempat.
Keputusan Pemerintah Inggris memberikan suaka politik pada Law tak ayal akan terus memanaskan tensi dengan Cina. Beberapa waktu terakhir, Cina menganggap Inggris terlalu ikut campur dalam urusan internal Hong Kong mulai dari UU Keamanan Nasional hingga perubahan sistem elektoral.
Inggris sendiri menganggap Cina telah mengancam demokrasi Hong Kong. Menurut mereka, apa yang dilakukan Cina dengan UU Keamanan Nasional dan perubahan sistem elektoral melanggara perjanjian tahun 1997 di mana Inggris menyerahkan Hong Kong terhadap Cina. Perjanjian kala itu, menurut pihak Inggris, Cina berjanji akan memastikan Hong Kong memiliki otonomi khusus dalam memutuskan bagaimana pemerintahannya akan dijalankan.
Sebagai negara yang dulunya memasukkan Hong Kong ke dalam persemakmurannya, Inggris memutuskan untuk memberikan perlindungan terhadap jutaan warga sana. Tahun ini, Inggris membuka pintu untuk kurang lebih lima juta imigran atau penyintas asal Hong Kong yang merasa situasi di negara asal mereka tak lagi aman.
Inggris tidak hanya menjanjikan visa, tetapi juga bantuan pekerjaan. Dikutip dari kantor berita Reuters, Inggris menganggarkan 43 Juta Poundsterling untuk membantu warga Hong Kong mendapatkan pekerjaan, rumah, dan sekolah untuk anak-anak mereka.
Secara terpisah, Pemerintah Cina mengecam apa yang dilakukan Inggris. Menurut mereka, lagi-lagi Inggris ikut campur dalam urusan internal CIna. Bahkan, Cina menyebut Inggris telah melanggar hukum internasional ketika ditanyai soal suaka politik untuk Nathan Law.
"Pemerintah Inggris harus segera memperbaiki kesalahan mereka dan berhenti ikut campur dalam urusan internal Hong Kong serta Cina," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Kong Zhao Lijian.