TEMPO.CO, London - Aktivis Hong Kong Nathan Law mengatakan dia telah tiba di London, Inggris, setelah melarikan diri dari Hong Kong setelah Cina memberlakukan UU keamanan Nasional Hong Kong.
"Dengan ransel dan koper kecil di tangan, saya naik penerbangan malam. Saya tidak tahu apa yang menunggu saya. Hanya satu hal yang tampak pasti. Tujuan saya: London," kata Law di Twitter seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 14 Juli 2020.
Dia menambahkan,"Selalu ada satu pesan saya, Hong Kong tidak akan pernah menyerah. Kami tidak patah. Sebaliknya, kami mempersiapkan dengan baik untuk menghadapi pertempuran sulit berikutnya."
Law mengatakan kepada Reuters awal Juli ini bahwa seluruh dunia harus berdiri melawan Presiden Xi Jinping dan mulai menempatkan Hak Asasi Manusia di atas keuntungan finansial.
Law adalah anggota pendiri Demosisto, sebuah partai yang dibubarkan awal pekan lalu sebagai tanggapan atas UU keamanan nasional Hong Kong.
Partainya berkampanye untuk demokrasi dan hak suara bagi warga Hong Kong tentang bagaimana kota ini akan dijalankan.
Tetapi Demosisto tidak menganjurkan kemerdekaan. Namun, Law dan anggota partai terkemuka lainnya seperti mantan pemimpin mahasiswa Joshua Wong diberi label oleh Beijing. Mereka sering digambarkan sebagai "tangan hitam" dan separatis yang berkonspirasi dengan negara asing untuk melemahkan Cina.
Law sendiri telah meneriakkan sebuah slogan dalam pesan video kepada sebuah komite di Kongres AS pada Rabu.
Pesan itu adalah,"Bebaskan Hong Kong, Revolusi Zaman Kita”. Ini adalah seruan keras kepada para demonstran selama setahun terakhir.
Seruan ini dinyanyikan kerumunan besar demonstran. Dalam pernyataannya, pemerintah Hong Kong mengatakan frasa itu ilegal karena "berisi indikasi kemerdekaan Hong Kong, atau mengasingkan Hong Kong dari Cina, atau mengubah status hukumnya, atau menumbangkan negara".
Pada hari Rabu, penangkapan pertama dilakukan otoritas berdasarkan undang-undang keamanan nasional Hong Kong. Polisi menangkap pengunjuk rasa yang ditemukan memiliki bendera atau stiker pro-kemerdekaan.
ADITYO NUGROHO