Raja Abdullah II Tangkap Anggota Kerajaan Yordania, Ini Reaksi Negara Tetangga

Senin, 5 April 2021 12:10 WIB

Raja Abdullah II dari Yordania. Mark Wilson/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Hamzah bin Hussein, yang sempat menjadi calon penerus tahta Kerajaan Yordania, menjadi sorotan internasional. Raja Abdullah II menangkap dan menjadikannya tahanan rumah karena dianggap mengancam kestabilan dan keamanan Yordania. Bahkan, ia disebut telah berkomplot dengan lembaga intelijen asing.

Tak lama setelah Hamzah bin Hussein dijadikan tahanan rumah, berbagai negara langsung bereaksi atas hal tersebut. Mayoritas memberikan dukungan kepada Raja Abdullah II, menyinggung soal betapa pentingnya kondisi Yordania untuk menjaga stabilitas regional. Berikut reaksi beberapa negara yang dikumpulkan Tempo dari berbagai sumber, Senin, 5 April 2021.

1. Amerika
"Kami terus memantau perkembangan dan menjaga kontak dengan Pemerintah Yordania. Raja Abdullah adalah partner penting bagi Amerika dan ia mendapat dukungan kami sepenuhnya," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Ned Price.

2. Arab Saudi
"Kerajaan Arab Saudi menegaskan kembali dukungan terhadap segala keputusan dan tindakan yang diambil oleh Raja Abdullah II dan Pangeran Al Hussein bin Abdullah II untuk menjaga keamanan dan stabilitas Yordania," ujar Kerajaan Arab Saudi dalam keterangan persnya.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menambahkan bahwa "Stabilitas dan kemakmuran Yordania adalah basis dari kestabilan dan kemakmuran regional (Timur Tengah)".

Mantan Putra Mahkota Yordania Hamzah bin Hussein (Sumber: Ali Jarekji/ Reuters)


3. Uni Emirat Arab
"Kami mendukung segala keputusan dan tindakan yang diambil oleh Raja Abdullah II dan putra mahkota untuk meredakan segala ancaman terhadap keamanan dan stabilitas Yordania," ujar Kementerian Sekretaris Negara UEA. UEA menambahkan bahwa bukan perkara gampang menjaga hubungan dengan negara yang sedang bermasalah, namun hal itu dibutuhkan untuk stabilitas regional.

4. Iran
"Iran menentang segala ketidakstabilan internal serta intervensi asing. Kami mempercayai segala masalah internal sebuah negara harus diselesaikan berdasarkan hukum yang berlaku di sana,"

"Ketidakstabilan internal di wilayah Asia Barat akan menguntungkan rezim Zionis (Israel). Selalu ada jejak rezim tersebut dalam setiap masalah di negara-negara Islam," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.

5. Palestina
"Presiden Palestina Mahmoud Abbas berdiri di samping Kerajaan Hashemite Yordania beserta raja, pemerintahan, dan warganya. Kami mendukung keputusan yang diambil Raja Abdullah II untuk menjaga stabilitas, keamanan, dan persatuan di Yordania," ujar keterangan pers Pemerintah Palestina.

6. Turki
"Kami tidak melihat stabilitas dan ketenangan di Yordania, sebuah negara yang begitu penting atas keamanan di Timur Tengah...Kami menyampaikan dukungan kuat terhadap Raja Abdullah II dan Pemerintah Yordania, termasuk kemakmuran dan kesejahteraan bagi saudara, sahabat di sana," ujar keterangan pers Pemerintah Turki.

Baca juga: Pemerintah Yordania Tuduh Pangeran Hamzah Berkomplot dengan Pihak Asing

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Yordania Komplain ke Israel karena Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Yordania Komplain ke Israel karena Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Diserang

Warga Israel yang tinggal di wilayah pendudukan, menyerang dua konvoi kendaraan pembawa bantuan kemanusiaan untuk warga di Jalur Gaza dari Yordania.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

4 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

5 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

7 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

9 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

11 hari lalu

Harga Emas Turun, Analis: Kekhawatiran terhadap Konflik Timur Tengah Mereda

Analisis Deu Calion Futures (DCFX) menyebut harga emas turun karena kekhawatiran terhadap konflik di Timur Tengah mereda.

Baca Selengkapnya

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

11 hari lalu

Ekonom: Rupiah Hadapi Tekanan, BI Sebaiknya Tak Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah saat ini sedang menghadapi tekanan mata uang yang sangat besar dan lonjakan arus keluar modal.

Baca Selengkapnya

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

12 hari lalu

Konflik Israel-Iran, Pertamina Klaim Tidak Ada Gangguan Stok BBM

PT Pertamina Patra Niaga memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) Indonesia tidak terganggu meski ada konflik di Israel dan Iran.

Baca Selengkapnya