Aung San Suu Kyi Kembali Mendapat Tambahan Dakwaan

Jumat, 2 April 2021 16:15 WIB

Para pengunjuk rasa yang mengenakan topeng yang menggambarkan pemimpin yang digulingkan Aung San Suu Kyi, memberikan hormat tiga jari saat mereka mengambil bagian dalam protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, - Pemimpin terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi, didakwa melanggar undang-undang rahasia era kolonial. Ini merupakan tuduhan paling serius terhadap tokoh penentang junta militer itu.

Pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw, mengatakan jika kliennya, tiga menteri kabinet yang digulingkan, dan penasihat ekonomi Australia yang ditahan, Sean Turnell, didakwa sepekan yang lalu di pengadilan Yangon berdasarkan undang-undang rahasia resmi. Ia baru mengetahui tambahan dakwaan ini dua hari lalu. Ancaman atas pelanggaran undang-undang ini adalah hukuman penjara hingga 14 tahun.

Maung Zaw mengatakan kliennya saat ini dalam keadaan sehat meski mendapat tambahan dakwaan. "Amay Su dan Presiden U Win Myint dalam keadaan sehat," katanya dikutip dari Reuters, Jumat, 2 April 2021.

Advertising
Advertising

Ia menuturkan tuduhan terhadap Suu Kyi dan koleganya dibuat-buat.

Seorang juru bicara junta militer Myanmar belum bisa dimintai komentar soal ini.

Suu Kyi dan anggota Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya telah ditahan sejak kudeta. Junta juga menuduh mereka melakukan beberapa pelanggaran kecil termasuk secara ilegal mengimpor enam radio genggam dan melanggar protokol virus corona.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan setidaknya 538 warga sipil Myanmar telah tewas dalam serangkaian protes terhadap kudeta. Sebanyak 141 dari mereka meninggal pada hari Sabtu pekan lalu, yang menjadi hari paling berdarah dari kerusuhan.

Myanmar telah diguncang oleh protes sejak tentara menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Mereka berdalih pemilihan umum yang dimenangi Suu Kyi dan partainya penuh kecurangan.

Baca juga: Thailand Minta Semua Pihak di Myanmar Hentikan Kekerasan

Sumber: REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

4 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

10 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

12 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

12 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

17 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

18 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya