Warga Myanmar yang Tewas Sejak Kudeta Mencapai 300 Orang

Minggu, 28 Maret 2021 12:33 WIB

Ban terbakar di jalan saat protes terhadap kudeta militer berlanjut, di Mandalay, Myanmar 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, - Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan jumlah warga sipil Myanmar yang tewas sejak dimulainya kudeta militer sudah mencapai 300 orang. Menurut mereka, jumlah sebenarnya yang terbunuh kemungkinan besar jauh lebih tinggi.

"Kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan setiap hari. Tidak mungkin untuk memverifikasi insiden satu per satu," bunyi keterangan tertulis AAPP dikutip dari Aljazeera, Ahad, 28 Maret 2021.

Tindakan keras militer telah memicu kemarahan sanksi dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, yang pada Kamis mengecam para jenderal setelah seorang gadis berusia 7 tahun terbunuh.

Advertising
Advertising

“Tindakan yang menjijikkan dan brutal terhadap anak-anak ini, satu dari usia tujuh tahun yang ditembak dan dibunuh di rumahnya saat duduk di pangkuan ayahnya, lebih jauh menunjukkan sifat mengerikan dari serangan rezim militer Burma terhadap rakyatnya sendiri dan sama sekali tidak menghiraukannya. untuk kehidupan rakyat Burma," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price dalam sebuah pernyataan.

Militer membantah menggunakan kekuatan yang berlebihan dan mengatakan tindakan mereka telah memenuhi norma internasional dalam menghadapi situasi yang termasuk ancaman bagi keamanan nasional.

Data AAPP menunjukkan sedikitnya 25 persen dari mereka yang tewas tewas akibat tembakan di kepala. Data lengkap tidak tersedia untuk setiap kematian.

Hampir 90 persen korban tewas adalah laki-laki dan sekitar sepertiganya berusia 24 tahun ke bawah.

Save the Children mengatakan setidaknya 20 anak telah tewas dalam protes, yang menunjukkan sedikit tanda-tanda mereda meskipun peningkatan penggunaan gas air mata, peluru berlapis karet dan peluru tajam.

Pada hari Selasa, seorang juru bicara militer Myanmar mengatakan 164 demonstran dan sembilan anggota pasukan keamanan telah tewas.

Baca juga: Junta Militer Diduga Pakai Video Deepfake untuk Kriminalisasi Aung San Suu Kyi

Sumber: ALJAZEERA

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 jam lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

10 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

14 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya