Diprotes, Kanselir Jerman Angela Merkel Batalkan Lockdown COVID-19 Saat Paskah

Rabu, 24 Maret 2021 21:00 WIB

Kanselir Jerman Angela Merkel. Bernd von Jutrczenka/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Angela Merkel bertekuk lutut. Usai menerima kritik dari berbagai pihak, ia memutuskan untuk membatalkan pemberlakuan lockdown pada periode libur Hari Raya Paskah. Padahal, kebijakan lockdown tersebut baru ia tetapkan pada Selasa kemarin untuk menekan efek gelombang ketiga COVID-19.

Pada pengumumannya Selasa kemarin, Merkel menyatakan ia dan pemimpin dari 16 negara bagian setuju untuk memberlakukan lockdown selama libur Paskah. Periodenya lima hari dengan tanggal 1-3 April ia sebut sebagai "hari isitirahat". Dengan kata lain, selama periode itu, tidak boleh ada toko apapun yang beroperasi.

"Ide lockdown Paskah didasari niat baik. Kita harus berupaya menghentikan gelombang ketiga pandemi COVID-19. Namun, memang tidak pas menyetujuinya secara terburu-buru. Saya mengaku bersalah," ujar Angela Merkel, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 24 Maret 2021.

Asosiasi pengusaha ritel mengapresiasi langkah Merkel. Menurutnya, keputusan Merkel sebelumnya bisa menyebabkan serbuan mendadak ke supermarket di saat suplai bahan pokok belum mencukupi. Dengan lockdown dibatalkan, pengusaha supermarket memiliki ruang lega.

"Dengan keputusan hari ini, kita kembali ke kebijakan virus Corona yang lebih masuk akal," ujar presiden asosiasi pengusaha ritel Jerman, HDE, Stefan Genth.

Sebelumnya, publik, politisi, dan pengusaha frustasi dengan keputusan Merkel menerapkan lockdown lagi. Selain itu, juga karena kegagalannya menggenjot vaksinasi COVID-19 sesuai target. Menurut publik dan oposisinya, Merkel kebingungan bagaimana sebaiknya mengendalikan pandemi COVID-19.

Baca juga: Jerman Berencana Perpanjang Lockdown


"Tidak ada rencana, tidak ada petunjuk, tidak ada keberanian," ujar berita utama harian populer di Jerman, Bild, mengomentari cara Merkel menangani pandemi COVID-19.

Dietmar Bartsch, oposisi dari Merkel dan kepala oposisi partai kiri Linke, mengusulkan mosi tidak percaya terhadap Merkel. Menurutnya, Merkel sudah tidak bisa diharapkan lagi dalam perang melawan pandemi COVID-19.

Pernyataan Bartsch didukung survei terbaru yang menunjukkan popularitas partai konservatif Merkel terus turun. Bahkan, sudah mencapai titik terendahnya menjelang pemilu pada September lalu. Merkel sendiri berencana turun sebelum pemilu dan partai konservatifnya belum menentukan kandidat penggantinya.

Per berita ini ditulis, Jerman tercatat memiliki 2,6 juta kasus dan 75.212 korban jiwa akibat COVID-19. Angka tersebut sudah menghitung penambahan 15.813 kasus dan 248 kematian dalam 24 jam terakhir.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

10 jam lalu

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

3 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

3 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

4 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya