40 Jurnalis Ditangkap Selama Kudeta Myanmar

Sabtu, 20 Maret 2021 14:33 WIB

Para pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan petugas keamanan di tengah aksi protes anti-kudeta di Hlaing Township di Yangon, Myanmar, 17 Maret 2021. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Penangkapan oleh Militer Myanmar selama kudeta tidak hanya terbatas pada aktivis, politisi, atau pejabat pemerintahan. Militer Myanmar juga menangkap jurnalis. Dikutip dari Channel News Asia, mereka sudah menangkap 40 jurnalis per Jumat kemarin.

Dua di antaranya ditangkap pada Jumat kemarin. Mereka adalah urnalis Mizzima News bernama Than Htike Aung serta jurnalis BBC Burma bernama Aung Thura. Keduanya ditangkap oleh polisi berpakaian sipil di luar gedung Pengadilan Negeri Naypyidaw. Saat itu, keduanya tengah meliputi perisdangan politisi Partai Liga Nasional untuk Demokrasi, Win Htein.

"BBC sungguh-sungguh memperhatikan keselamatan staf kami di Myanmar dan kami berusaha sebaik mungkin untuk menemukan Aung Thura. Kami sudah mengontak otoritas setempat untuk mengetahui lokasi dan kondisinya," ujar BBC Burma dalam keterangan persnya, Sabtu, 20 Maret 2021.

Penangkapan jurnalis ini adalah salah satu hasil dari upaya junta Militer Myanmar untuk menekan perlawanan. Sejak kudeta digelar pada 1 Februari lalu, yang diawali dengan penangkapan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, Militer Myanmar mendapat perlawanan keras dari warga. Di berbagai kota, warga melakukan unjuk rasa menuntut kudeta diakhiri, tahanan politik dibebaskan, dan hasil pemilu tahun lalu diakui.

Pengunjuk rasa anti-kudeta militer membuat barikade saat mereka terlibat bentrok dengan pasukan keamanan di Jembatan Bayint Naung di Mayangone, Yangon, Myanmar, 16 Maret 2021. Hingga kini sudah sekitar 200 demonstran yang tewas akibat kekerasan dari militer Myanmar. REUTERS/Stringer


Seperti diberitakan sebelumnya, kudeta Myanmar dipicu kekalahan partai afiliasi militer di pemilu tahun lalu. Mereka kalah dari Partai Liga Nasional Demokrasi yang dibentuk oleh Aung San Suu Kyi. Namun, Militer Myanmar tidak mengakui hal tersebut dan tanpa bukti menuding NLD curang. Karena menganggap NLD curang, Militer Myanmar menganggap pemerintah yang ada berhak dikudeta.

Militer Myanmar melakukan berbagai upaya untuk menekan perlawanan mulai dari memblokir internet, membunuh warga, hingga menangkapi siapapun yang menentangnya. Per berita ini ditulis, total ada 224 orang yang telah tewas dibunuh aparat Militer Myanmar.

Khusus di industri media, Militer Myanmar tidak hanya menangkap puluhan jurnalis, tetapi juga membredel media-media independen. Total ada lima media independen yang dicabut izin terbit dan siarnya. Walau begitu, mereka memberontak dan memilih untuk tetap beroperasi tanpa izin.

"Pemblokiran akses internet dan pembredelan media Myanmar tidak akan menyembunyikan kejahatan junta militer," ujar para duta besar negara asing di Myanmar mulai dari dubes-dubes negara Eropa, Inggris, hingga Amerika.

Tetangga Myanmar di ASEAN lebih kalem dalam merespon situasi di Myanmar. Hal itu terhalang prinsip tanpa intervensi yang berada di piagam ASEAN. Walau begitu, Presiden Indonesia Joko Widodo sudah mengeluarkan kecaman atas apa yang terjadi Myanmar. Jokowi juga meminta pertemuan khusus krisis Myanmar segera digelar.

Baca juga: Kondisi Myanmar Makin Memprihatinkan

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA


Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

1 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

5 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

5 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

8 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

8 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

9 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

11 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

13 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya