Warga Myanmar Kritik Cina Lebih Khawatirkan Pabrik Dibanding Situasi Kudeta

Senin, 15 Maret 2021 11:05 WIB

Seorang perempuan menunjukkan salam tiga jari selama protes menentang kudeta militer di Naypyitaw, Myanmar, 8 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan industrial Hlaingthaya menjadi salah satu lokasi berdarah di Myanmar pada Ahad kemarin. Militer Myanmar membunuh 22 orang di sana, menjadikannya sebagai salah satu pembantaian terburuk sepanjang kudeta. Di saat bersamaan, beberapa pabrik garmen dan pupuk milik Cina di sana terbakar.

Alih-alih mengomentari pembantaian yang terjadi, Cina malah mengomentari kebakaran dan kerusuhan yang terjadi di sana. Tepatnya, Cina meminta Pemerintah Myanmar untuk menghentikan aksi kekerasan di Hlaingthaya demi keselamatan aset-aset miliknya. Kabar yang beredar, ada empat pabrik Cina yang terbakar.

"Cina mendesak Myanmar mengambil langkah lebih lanjut untuk menghentikan segala aksi kekerasan, menghukum pelaku pembakaran berdasarkan regulasi yang berlaku, dan menjamin keselamatan parbik serta karyawan Cina," ujar pernyataan pers Kedubes Cina, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 15 Maret 2021.

Komentar Cina tak ayal mendapat reaksi keras dari warga Myanmar. Mereka mengkritik Cina yang lebih memperhatikan kebakaran pabriknya yang terjadi di Hlaingthaya dibanding pembantaian yang terjadi di sana.

Untuk mengekspresikan kekesalannya, warga Myanmar membombardir laman Facebook Pemerintah Cina dengan komentar negatif. Dan, setiap komentar, disertai dengan ikon emoji tertawa.

"Jika kalian ingin berbisnis di sini, hormati dulu kami warga Myanmar. Berjuanglah Hlaingthaya, kami bangga terhadap kalian," ujar salah satu koordinator protes Myanmar, Ei Thinzar Maung.

Menurut laporan kantor berita Reuters, sentimen anti-Cina memang berkembang sejak kudeta Myanmar berlangsung. Pihak oposisi dari junta militer mempermasalahkan sikap Cina yang cenderung diam dalam menyikapi kudeta Myanmar. Beberapa pihak bahkan beranggapan Cina hendak memanfaatkan situasi di Myanmar untuk memperkuat pengaruhnya di Asia Tenggara.

Sepanjang kudeta Myanmar berlangsung, Cina memang cenderung lebih kalem. Selain tidak menjatuhkan sanksi terhadap Militer Myanmar, Cina juga menganggap apa yang terjadi di sana adalah konflik internal. Bahkan, media-media milik pemerintah di Cina menyebut situasi kudeta Myanmar sebagai "reshuffle kabinet besar-besaran".

Sikap Cina tersebut kontras dengan negara-negara Barat. Mereka sudah menjatuhkan sanksi ekonomi dan personal terhadap sejumlah pejabat Militer Myanmar. Amerika bahkan memperkuat sanksinya pekan ini dengan memblokir sejumlah aktivitas dagang yang berkaitan dengan Kementerian Pertahanan Myanmar.

Penasihat dari junta militer Myanmar, Ari Ben-Menashe, membantah anggapan yang beredar tersebut. Ia mengklaim junta Militer Myanmar bukannya merapat ke Cina, tetapi malah mencoba menjauhinya. Sebab, menurut para pejabat Militer Myanmar, pemerintahan sebelumnya terlalu dekat dengan Cina.

Pernyataan senada muncul dari Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. Wang Yi mengatakan bahwa Cina tidak pernah tinggal diam akan situasi di Myanmar. Namun, ia juga tidak ingin Cina ikut campur dalam urusan negara lain.

"Cina bersedia untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan segala pihak yang terlibat tanpa melanggar kedaulatan mereka. Jadi, kami akanfmengambil peran yang konservatif untuk meredakan ketegangan di sana," ujar Wang Yi pada 7 Maret lalu.

Per berita ini ditulis, wujud komunikasi atau hubungan yang disampaikan Wang Yi tersebut belum terlihat hasil ataupun wujudnya. Sementara itu, situasi Kudeta Myanmar kian memburuk dengan 126 orang terbunuh dan 2150 ditangkap Militer Myanmar karena terlibat dalam gerakan perlawanan.

Baca juga: Korban Jiwa Selama Kudeta Myanmar Capai 120 Orang

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

5 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

7 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

10 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

10 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

11 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

14 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

19 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya