Lagi, Militer Myanmar Bunuh 39 Demonstran Penentang Kudeta

Senin, 15 Maret 2021 09:39 WIB

Para pengunjuk rasa membuat formasi tameng saat terlibat bentrok dengan petugas keamanan di tengah aksi menolak Kudeta Militer Myanmar di Nyaung-U, Myanmar, 7 Maret 2021. Video/Reuters.

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar belum berhenti membunuh para demonstran penentang kudeta. Dikutip dari kantor berita Reuters, Militer Myanmar membunuh kurang lebih 39 demonstran dalam unjuk rasa yang berlangsung di berbagai kota pada Ahad kemarin. Dari sekian banyak kota, angka korban terbesar ada di kawasan industrial Hlaingthaya di mana beberapa pabrik perusahaan asal Cina juga terbakar.

Apa atau siapa di balik kebakaran tersebut belum diketahui sampai sekarang. Kedutaan Besar Cina di Myanmar hanya mengatakan beberapa warga mereka sempat terjebak dalam pabrik dan mengalami luka-luka. Adapun ketika kebakaran itu terjadi, Militer Myanmar menembaki para demonstran dan mengakibatkan 22 di antaranya tewas.

"Benar-benar mengerikan. Orang-orang ditembak di depan mata saya. Saya tidak akan bisa melupakan hal ini," ujar salah seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya, Ahad, 14 Maret 2021.

Menurut stasiun televisi yang dikelola oleh Militer Myanmar, Myawadday, kebakaran tersebut dilakukan oleh warga. Adapun jumlah pabrik yang terbakar, kata mereka, ada empat dan merupakan pabrik garmen serta pupuk.

Tak lama setelah kebakaran itu terjadi, Militer Myanmar memberlakukan status darurat militer. Dengan status tersebut, maka militer berhak mengambil tindakan langsung dengan alasan untuk mengendalikan atau menertibkan warga yang melakukan perlawanan.

Status darurat militer tersebut diberlakukan Militer Myanmar di berbagai kota. Hlaingthaya adalah salah satunya mengingat besarnya angka korban dan kebakaran di sana. Selain Hlaingthaya, status tersebut juga diberlakukan Militer Myanmar di Yangon yang selama ini menjadi lokasi utama unjuk rasa menentang kudeta.

Militer Myanmar belum mau memberikan keterangan soal kebakaran di Hlaingthaya, korban jiwa yang terus bertambah, ataupun soal status darurat militer yang telah diberlakukan. Adapun Doctor Sasa, anggota Parlemen Myanmar yang digulingkan oleh junta militer, menyakini warga Hlaingthaya tidak bersalah dan mendukung mereka.

"Pelaku, penyerang, dan musuh dari warga Myanmar, junta militer, akan diminta pertanggungjawaban atas segala darah yang tumpah di tangan mereka," ujar Sasa.

Dengan 39 korban baru, maka jumlah korban tewas di Myanmar sudah melebihi angka 100. Per berita ini ditulis, negara-negara yang sudah memberikan sanksi kepada Myanmar belum memberikan pernyataan apakah mereka akan memperkuat sanksi terhadap junta militer.

Baca juga: Pemerintah Bayangan Myanmar Janjikan Revolusi untuk Menggulingkan Junta

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

1 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

7 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

11 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

13 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

13 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

16 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

16 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

17 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

19 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya