TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya Pemerintah Bayangan Myanmar, yang berisi para anggota Parlemen yang digulingkan, memberikan pernyataan publik terkait kudeta yang berlangsung. Dari tempat persembunyiannya, Pemimpin Pemerintah Bayangan Mahn Win Khaing Than menjanjikan warga Myanmar bakal ada revolusi untuk menggulingkan junta yang berkuasa.
"Saat ini kita berada pada masa-masa tergelap di Myanmar yang berarti masa untuk bangkit kembali sudah dekat," ujar Khaing Than, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 13 Maret 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Myanmar kian panas. Aparat Militer Myanmar membunuh puluhan demonstran yang menuntut penghentian kudeta. Menurut data PBB, setidaknya ada 70 orang yang tewas dibunuh selama kudeta berlangsung.
Kudeta itu sendiri sudah berlangsung sejak 1 Februari lalu. Pemicunya adalah partai afiliasi Militer Myanmar yaitu Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP) yang kalah dari partai bentukan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi bernama Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Menurut USDP, NLD telah bermain curang pada pemilu tahun lalu sehingga pemerintah yang ada sekarang tidak sah serta pantas dikudeta.
Selama kudeta berlangsung, Militer Myanmar tidak hanya membunuh banyak demonstran, tetapi juga menangkap banyak orang. Jumlahnya diperkirakan sudah mencapai 2000 orang, terdiri dari aktivis, demonstran, politisi, dan pejabat negara. Mereka yang berhasil bersembunyi dari Militer Myanmar kemudian membentuk pemerintahan sipil bayangan untuk menyusun strategi menggulingkan junta.
Baca Juga:
Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]
Mahn Win Khaing Than adalah salah satu politisi (anggota Parlemen Myanmar) yang berhasil bertahan salam kudeta Myanmar. Bersama pejabat pemerintahan yang digulingkan, ia menjadi Wakil Presiden dari Dewan Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH). CRPH adalah pemerintahan bayangan tersebut.
Khaing Than berkata, CRPH tidak hanya menjanjikan revolusi, tetapi upaya untuk mengembalikan demokrasi di Myanmar. Untuk mendukung hal tersebut. Khaing Than menyatakan pemerintah bayangan telah bertemu dengan berbagai organisasi etnis bersenjata yang menguasai berbagai wilayah di Myanmar.
"Untuk mewujudkan demokrasi federal dengan semua saudara etnis, yang telah menderita akibat penindasan oleh kediktatoran Militer Myanmar, kerjasama dan revolusi ini adalah kesempatan yang bisa kita lakukan bersama."
"Kami juga akan melegislasi hukum yang diperlukan untuk memastikan warga bisa melindungi dirinya," ujar Khaing Than yang menyebut Militer Myanmar sebagai organisasi teroris.
Menanggapi rencana CRPH, Militer Myanmar membalas ucapan Khaing Than dengan mengatakan organisasinya bersifat ilegal. Selain itu, Militer Myanmar mengancam siapapun yang terlibat dengan CRPH akan dihukum berat dengan hukuman maskimal adalah hukuman mati.
Baca juga: Tentara Kemerdekaan Kachin Serbu Kamp Militer Myanmar
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA