Pemerintah Bayangan Myanmar Janjikan Revolusi untuk Menggulingkan Junta

Minggu, 14 Maret 2021 06:00 WIB

Para pengunjuk rasa berlindung ketika petugas polisi anti huru hara menembakkan tabung gas air mata selama unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar, 27 Februari 2021. Polisi Myanmar menembaki pengunjuk rasa pada hari Minggu di hari paling berdarah dalam berminggu-minggu demonstrasi menentang kudeta militer. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya Pemerintah Bayangan Myanmar, yang berisi para anggota Parlemen yang digulingkan, memberikan pernyataan publik terkait kudeta yang berlangsung. Dari tempat persembunyiannya, Pemimpin Pemerintah Bayangan Mahn Win Khaing Than menjanjikan warga Myanmar bakal ada revolusi untuk menggulingkan junta yang berkuasa.

"Saat ini kita berada pada masa-masa tergelap di Myanmar yang berarti masa untuk bangkit kembali sudah dekat," ujar Khaing Than, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 13 Maret 2021.

Seperti diberitakan sebelumnya, situasi di Myanmar kian panas. Aparat Militer Myanmar membunuh puluhan demonstran yang menuntut penghentian kudeta. Menurut data PBB, setidaknya ada 70 orang yang tewas dibunuh selama kudeta berlangsung.

Kudeta itu sendiri sudah berlangsung sejak 1 Februari lalu. Pemicunya adalah partai afiliasi Militer Myanmar yaitu Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP) yang kalah dari partai bentukan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi bernama Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Menurut USDP, NLD telah bermain curang pada pemilu tahun lalu sehingga pemerintah yang ada sekarang tidak sah serta pantas dikudeta.

Selama kudeta berlangsung, Militer Myanmar tidak hanya membunuh banyak demonstran, tetapi juga menangkap banyak orang. Jumlahnya diperkirakan sudah mencapai 2000 orang, terdiri dari aktivis, demonstran, politisi, dan pejabat negara. Mereka yang berhasil bersembunyi dari Militer Myanmar kemudian membentuk pemerintahan sipil bayangan untuk menyusun strategi menggulingkan junta.

Tentara Myanmar berjalan di sepanjang jalan selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. [REUTERS / Stringer]


Mahn Win Khaing Than adalah salah satu politisi (anggota Parlemen Myanmar) yang berhasil bertahan salam kudeta Myanmar. Bersama pejabat pemerintahan yang digulingkan, ia menjadi Wakil Presiden dari Dewan Perwakilan Pyidaungsu Hluttaw (CRPH). CRPH adalah pemerintahan bayangan tersebut.

Khaing Than berkata, CRPH tidak hanya menjanjikan revolusi, tetapi upaya untuk mengembalikan demokrasi di Myanmar. Untuk mendukung hal tersebut. Khaing Than menyatakan pemerintah bayangan telah bertemu dengan berbagai organisasi etnis bersenjata yang menguasai berbagai wilayah di Myanmar.

"Untuk mewujudkan demokrasi federal dengan semua saudara etnis, yang telah menderita akibat penindasan oleh kediktatoran Militer Myanmar, kerjasama dan revolusi ini adalah kesempatan yang bisa kita lakukan bersama."

"Kami juga akan melegislasi hukum yang diperlukan untuk memastikan warga bisa melindungi dirinya," ujar Khaing Than yang menyebut Militer Myanmar sebagai organisasi teroris.

Menanggapi rencana CRPH, Militer Myanmar membalas ucapan Khaing Than dengan mengatakan organisasinya bersifat ilegal. Selain itu, Militer Myanmar mengancam siapapun yang terlibat dengan CRPH akan dihukum berat dengan hukuman maskimal adalah hukuman mati.

Baca juga: Tentara Kemerdekaan Kachin Serbu Kamp Militer Myanmar

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA



Berita terkait

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

11 jam lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

3 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

4 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

4 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya