Perusahaan Minyak Lepas Pantai Cina Diusir dari Bursa Saham Wall Street

Selasa, 2 Maret 2021 09:30 WIB

Logo perusahaan minyak lepas pantai milik Cina, China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), ditampilkan pada konferensi pers tentang hasil sementara perusahaan di Hong Kong, China, 23 Maret 2017.[REUTERS / Bobby Yip]

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan minyak raksasa milik Cina akan dikeluarkan dari bursa saham Wall Street pekan depan, menambah ketegangan baru antara Amerika Serikat dan Cina.

Bursa Efek New York (New York Stock Exchange) hari Jumat mengumumkan bahwa mereka akan menghapus China National Offshore Oil Corporation (CNOOC), perusahaan minyak terbesar ketiga di Cina dan produsen minyak lepas pantai terbesarnya, dikutip dari CNN, 2 Maret 2021.

Wall Street mengatakan penghapusan itu bertujuan untuk mematuhi perintah eksekutif yang ditandatangani mantan Presiden Donald Trump pada November, yang melarang orang Amerika berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang dicurigai oleh pemerintah AS dimiliki atau dikendalikan oleh militer Cina.

Seorang perempuan berjalan sambil mengenakan masker di sekitar Wall Street di New York, Amerika Serikat. Reuters

Larangan CNOOC akan berlaku pada 9 Maret, 60 hari setelah perusahaan itu ditambahkan ke daftar yang melarang investasi AS, menurut pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan pada 27 Januari, Reuters melaporkan.

Advertising
Advertising

Pemerintahan Trump tahun lalu telah melancarkan tindakan eksekutif untuk melawan perusahaan Cina tertentu, yang menurut Washington, dimiliki atau dikendalikan oleh militer Cina dalam upaya untuk meningkatkan tekanan terhadap Beijing.

CNOOC adalah perusahaan Cina keempat yang dikeluarkan dari bursa saham Amerika Serikat. Bursa efek mengatakan pada bulan Januari bahwa mereka akan mengakhiri perdagangan saham di China Mobile, China Telecom dan China Unicom untuk mematuhi perintah Trump. Kedua perusahaan Cina itu telah berhenti berdagang.

CNOOC telah diperdagangkan di New York sejak 2001.

CNOOC mengatakan pada Ahad menyesali keputusan NYSE, dan memperingatkan dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong bahwa delisting dapat mempengaruhi harga dan volume saham.

Saham CNOOC yang terdaftar di Hong Kong turun 1,1% pada hari Senin.

Baca juga: Peretas Cina Diduga Serang Perusahaan Vaksin India

Ini bukan pertama kalinya CNOOC menjadi sasaran Washington. Beberapa hari sebelum Trump meninggalkan kantor pada Januari, Departemen Perdagangan AS menambahkan CNOOC ke daftar yang secara efektif memotongnya dari pasokan dan teknologi Amerika.

Pada saat itu, mantan Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menyebut perusahaan CNOOC sebagai kaki tangan militer Cina, dan menuduh perusahaan Cina itu telah mengganggu eksplorasi minyak dan gas lepas pantai di Laut Cina Selatan oleh negara lain.

CNN | REUTERS

Berita terkait

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

10 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

13 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

13 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

15 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya