Inggris Turunkan Status Darurat COVID-19 Satu Level

Jumat, 26 Februari 2021 06:00 WIB

Seorang wanita yang mengenakan masker bersepeda melewati London Eye di London, Inggris, pada 28 September 2020. Dari lebih dari 34 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia, sebanyak 96 persennya atau sekitar 25 juta pasien telah pulih. (Xinhua/Han Yan)

TEMPO.CO, Jakarta - Kampanye vaksinasi COVID-19 tak hanya memungkinkan Inggris untuk mulai melonggarkan lockdown, tetapi juga menurunkan status daruratnya. Dikutip dari Channel News Asia, Kepala Tenaga Medis Inggris menurunkan status darurat COVID-19 karena beban di rumah sakit mulai berkurang. Dengan kata lain, rasio tenaga medis dan pasien COVID-19 mulai seimbang.

"Mengacu pada masukan dari Pusat Gabungan Keamanan Biologis serta data terbaru pandemi COVID-19, empat Kepala Tenaga medis Inggris dan Direktur Layanan Kesehatan Nasional (NHS) menurunkan status darurat nasional dari level 5 ke 4," ujar Kementerian Kesehatan Inggris dalam pernyataan persnya, Kamis, 25 Februari 2021.

Meski tingkat status darurat nasional menurun, Kementerian Kesehatan Inggris memperingatkan situasi pandemi COVID-19 masih dinamis. Status bisa saja naik kembali menurut mereka. Oleh karenanya, menurut mereka, warga tidak boleh lengha.

"Layanan kesehatan di empat wilayah Inggris masih berada dalam tekanan dengan banyaknya jumlah pasien. Namun, atas upaya publik selama ini, tekanan mulai berkurang," ujar Kementerian Kesehatan menegaskan.

Para siswa tiba di Sekolah Dasar Holne Chase pada hari pertama sekolah mereka, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Milton Keynes, Inggris, 3 September 2020. [REUTERS / Andrew Boyers]


Per berita ini ditulis, Inggris tercatat memiliki 4,1 juta kasus dan 122 korban meninggal akibat COVID-19. Angka tersebut sudah termasuk penambahan 9.985 kasus dan 323 korban meninggal dalam 24 jam terakhir.

Meski penambahannya masih tergolong besar, trennya terus menurun di Inggris. Pada Januari lalu, angka kasus harian tertinggi adalah 68 ribu kasus per hari. Februari ini, angka kasus harian tertinggi adalah 20.634 dan terus turun hingga titik terendahnya 8.489 kasus.

Penurunan angka kasus harian secara konsisten itu tak lepas dari keberhasilan Inggris melakukan vaksinasi COVID-19 sedini mungkin. Di antara negara-negara tetangganya di Eropa, Inggris termasuk yang terdepan, sudah mulai melakukan vaksinasi sejak awal Desember 2020. Hal itu diklaim pemerintah Inggris karena mereka sudah keluar dari Uni Eropa.

Sekarang, Inggris sudah menyuntikkan kurang lebih 18,5 juta dosis atau setara 27 per 100 orang. Angka itu nyaris lima kali lipat lebih tinggi dibanding negara-negara besar Eropa seperti Prancis dan Jerman yang baru bisa menyuntik 6 per 100 orang. Lambannya vaksinasi di Uni Eropa tidak lepas dari terpusatnya alur pengujian dan distribusi vaksin COVID-19 di sana.

"Jika kalian ingin melihat hasil dari Brexit, inilah buktinya. Jika kita masih di Uni Eropa, maka akan ada banyak orang yang mati. Inilah kenyataannya," ujar mantan sekretaris Brexit, David Davis, soal Inggris menikmati hasil vaksinasi COVID-19 sekarang.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Menerima Vaksin COVID-19 dari Inggris via COVAX

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | CNN




Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

17 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya