TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Inggris memastikan akan mendukung kampanye pemerataan vaksinasi COVID-19 di dunia. Dikutip dari siaran pers Kedubes Inggris di Indonesia, mereka akan melakukannya dengan menyumbangkan £548 juta ke COVAX, lembaga PBB untuk akses global ke vaksin. Selain itu, Inggris juga akan memberikan kelebihan suplai vaksin COVID-19 mereka ke COVAX.
Mengingat COVAX menyasar negara-negara berkembang untuk pemerataan vaksinasi COVID-19, Indonesia berpotensi menjadi salah satu penerima bantuan dari Inggris juga. Hal itu dipastikan oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins.
"Indonesia adalah satu dari 92 negara yang dapat memperoleh vaksin melalui COVAX dan karena itu sangat memungkinkan menjadi salah satu negara yang dapat diuntungkan oleh kebijakan sumbangan ini," ujar Jenkins, Kamis, 25 Februari 2021.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui apakah Indonesia bakal meminta bantuan ke COVAX untuk mendapat bantuan suplai vaksin COVID-19. Saat ini, vaksinasi COVID-19 masih berlangsung di Indonesia dan pemerintah mengklaim suplai aman. Untuk kelompok tenaga kesehatan, hanya 7 persen lagi yang belum menerima suntikan vaksin COVID-19.
Jika Indonesia mendapat bantuan vaksin COVID-19 dari Inggris, maka produk yang akan didapat adalah garapan AstraZeneca, Pfizer, serta Moderna. Di Inggris, kurang lebih 18 juta warganya telah menerima salah satu dari produk vaksin itu.
Jenkins melanjutkan, Inggris ingin berperan besar dalam pemerataan vaksinasi COVID-19 di seluruh dunia. Menurutnya, jika pandemi COVID-19 ini ditangani dengan ego masing-masing, tanpa semangat kebersamaan, maka tidak akan usai.
"Saat ini kita memiliki kesempatan untuk memanfaatkan apa yang telah kita capai untuk masa depan...Harapan kami, melalui upaya ini kita akan lebih siap menghadapi pandemi di masa depan”, tutur Owen.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengeluhkan soal distribusi vaksin yang tersentralisir terhadap negara-negara kaya saja. Mereka berkata, lebih dari separuh suplai vaksin COVID-19 di dunia dikuasai 10 negara dan ada 130 negara yang belum menerima satu dosis vaksin pun pekan lalu.
Untuk mencegah hal itu kian parah, WHO mengimbau negara-negara produsen vaksin atau dengan kelebihan vaksin untuk menyumbangkannya via COVAX. Dengan begitu, WHO bisa memastikan negara-negara tertinggal yang darurat vaksin COVID-19 bisa segera ditolong. Sebagai contoh, hari ini, vaksin COVID-19 akhirnya tiba di Accra, Ghana.
Baca juga: Erick Thohir: Butuh 7,5 juta Vaksin Covid-19 untuk Vaksinasi Mandiri
ISTMAN MP