Kelompok G7 Bakal Hukum Pelaku yang Menindas Pengunjuk Rasa Myanmar

Selasa, 23 Februari 2021 20:00 WIB

Petugas medis membawa seorang wanita pengunjuk rasa Mya Thwate Thwate Khaing (20) yang ditembak di kepala minggu lalu oleh petugas kepolisian dalam aksi protes kudeta militer Myanmar di Naypyitaw, Myanmar, 19 Februari 2021. Sebelumnya menghembuskan nafas terakhirnya, gadis muda tersebut sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri luar negeri negara-negara kelompok G7 mengecam penggunaan kekerasan terhadap orang-orang yang memprotes kudeta militer di Myanmar. Negara-negara G7 juga mengatakan pelaku kekerasan terhadap demonstran harus dimintai pertanggungjawaban.

"Siapapun yang menanggapi protes damai dengan kekerasan harus dimintai pertanggungjawaban," kata menteri luar negeri dalam pernyataan bersama, dikutip dari Reuters, 23 Februari 2021.

"Kami mengutuk intimidasi dan penindasan terhadap mereka yang menentang kudeta...Kami tetap bersatu dalam mengutuk kudeta di Myanmar. Kami mengulangi lagi tuntutan untuk pembebasan segera dan tanpa syarat dari mereka yang ditahan secara sewenang-wenang, termasuk Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint," kata G7.

Demonstran memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 17 Februari 2021.[REUTERS/Stringer]

Pemimpin junta Myanmar telah menyerukan upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi yang jatuh di tengah protes kudeta militer dan pandemi, media pemerintah melaporkan pada Selasa, ketika negara-negara Barat mempertimbangkan lebih banyak sanksi untuk menekan para jenderal untuk menghindari tindakan keras terhadap protes demokrasi.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kemenlu Bantah Indonesia Dukung Pelaksanaan Pemilu Baru di Myanmar

Seruan untuk fokus pada ekonomi datang setelah mogok nasional menutup bisnis pada hari Senin. Kerumunan pengunjuk rasa Myanmar berkumpul untuk mengecam kudeta 1 Februari militer dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, meskipun ada peringatan dari pihak junta militer bahwa konfrontasi dapat membuat orang-orang terbunuh.

REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

16 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya