Rusia Tangkap Sejumlah Anggota Hizbut Tahrir Dalam Operasi Khusus

Jumat, 19 Februari 2021 09:47 WIB

Seorang massa Hizbut Tahrir Indonesia menggunakan bendera untuk melindungi tubuh dari sengatan matahari saat mengikuti puncak acara Muktamar Khilafah 2013 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (2/6). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, - Pemerintah Rusia menangkap sejumlah anggota Hizbut Tahrir dalam operasi khusus kemarin. Kegiatan yang melibatkan Dinas Keamanan Federal (FSB), Pengawal Nasional, dan Kementerian Dalam Negeri ini digelar di sepuluh wilayah di Rusia.

"Anggota organisasi aktif secara online, menyebarkan ide-ide terorisme Islam, berdasarkan intoleransi terhadap agama lain, di antara penduduk Rusia, dan merekrut Muslim Rusia ke dalam jajaran organisasi teroris internasional," kata keterangan FSB dikutip dari Kantor Berita TASS, Jumat, 19 Februari 2021

Operasi ini berlangsung di Krimea, Moskow, St. Petersburg, Primorsky, Krasnodar, Bashkortostan, Dagestan, Oryol, Kaluga, dan wilayah Ivanovo. "Kami telah menahan anggota organisasi teroris Hizbut Tahrir, yang dilarang di Rusia, di sepuluh wilayah negara itu," kata FSB.

Advertising
Advertising

Pemerintah Rusia telah menetapkan Hizbut Tahrir sebagai organisasi terlarang. FSB menjelaskan doktrin organisasi Hizbut Tahrir ingin mendirikan kekhalifahan dunia dengan menggulingkan pemerintah sekuler melalui kudeta militer dan revolusi Islam.

Materi propaganda Hizbut Tahrir yang dilarang, peralatan komunikasi, dan perangkat penyimpanan digital disita dari rumah para tersangka yang ditahan. Investigasi kriminal sedang dilakukan.

Proses pidana terhadap para anggota Hizbut Tahrir dimulai hari ini. Pengadilan Meshchansky Moskow, yang memproses salah satu tersangka Khairarov O., mengatakan dia bakal ditahan hingga 16 April 2021. "Dia didakwa (berpartisipasi dalam organisasi yang dianggap teroris)," bunyi keterangan pers pengadilan.

Anggota Hizbut Tahrir itu bakal menghadapi hukuman dengan ancaman 20 tahun penjara berdasarkan aturan Rusia.

BACA JUGA: Rusia Tak Mau Campuri Ketegangan Politik di Myanmar

SUMBER:

TASS

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

9 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

18 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

1 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

2 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

2 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

Top 3 Dunia diawali dengan artikel tentang negara dengan 100 persen penduduk muslim.

Baca Selengkapnya

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

3 hari lalu

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

Uzbekistan, tempat kelahiran Imam Bukhari, seorang periwayat hadis yang dihormati.

Baca Selengkapnya