Pasca Investigasi WHO, Cina Kembali Majukan Teori COVID-19 Berasal dari Amerika

Kamis, 18 Februari 2021 20:00 WIB

Orang-orang dengan pakaian pelindung berjalan dengan tempat sampah di luar hotel tempat anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal-usul pandemi virus corona (COVID-19) dikarantina, di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 28 Januari 2021. [REUTERS / Thomas Peter]

TEMPO.CO, Jakarta - Cina balik menyerang Amerika terkait asal usul COVID-19. Usai WHO memastikan COVID-19 tidak berasal dari Cina, negeri tirai bambu itu kembali menuding virus berasal Amerika. Mereka berkata, sekarang gantian WHO harus menginvestigasi Amerika.

"Sekarang Amerika yang perlu menjadi fokus upaya global untuk menyusuri jejak virus COVID-19," ujar pakar epidemi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina, Zeng Guang, dikutip dari CNN, Kamis, 18 Februari 2021.

Sebagaimana diketahui, awal investigasi WHO di Cina bermula dari desakan Amerika. Amerika menyakini virus COVID-19 berasal dari Cina karena wabahnya dimulai di Wuhan. Desakan Amerika itu kemudian didukung berbagai negara, terutama sekutunya seperti Australia.

Cina awalnya menolak untuk diinvestigasi. Menurut mereka, investigasi tersebut bernada politis. Namun, belakangan, Cina akhirnya menerima untuk dijadikan lokasi investigasi. Mereka memutuskan hal itu usai mendapat jaminan WHO yang memegang kendali investigasi dan Cina juga dilibatkan.

Sembari investigasi berjalan, Cina mulai memunculkan skenario baru. Mirip dengan teori konspirasi virus COVID-19 diciptakan di lab virologi Wuhan, Cina menduga COVID-19 diciptakan di laboratorium riset Militer Amerika di Fort Detrick, Maryland.

Ketika investigasi WHO berujung pada temuan COVID-19 tak berasal dari Cina, negeri tirai bambu itu mendapat angin segar untuk memajukan skenario Fort Detrick. Pakar epidemi Cina pun ikut mengipasi teori itu.

"Amerika memiliki berbagai laboratorium biologis di seluruh dunia. Kenapa? Untuk alasan apa? Dalam berbagai hal, Amerika harus lebih terbuka dan transparan. Sesungguhnya Amerika lah yang lebih tertutup (dibanding Cina)," ujar Zeng Guang.

Petugas keamanan berjaga di depan pasar saat tim WHO penyelidik asal-usul virus corona mengunjungi pasar makanan laut Huanan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, Ahad, 31 Januari 2021. Tim WHO berencana mengunjungi pasar Huanan dan Institut Virologi Wuhan. REUTERS/Thomas Peter


Tidak hanya Zeng Guang yang mulai menuding COVID-19 berasal dari Amerika. Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan hal senada.

Juru bicara kementerian, Wang Wenbin, berkata Amerika harus legowo dan terbuka untuk diinvestigasi soal asal usul COVID-19. Ia bahkan menyindir sikap Cina atas investigasi WHO bisa dijadikan contoh oleh Amerika.

"Kami berharap dengan contoh investigasi di Cina, Amerika mau bersikap positif, berdasarkan kepada sains, dan kooperatif atas investigasi asal usul COVID-19 oleh WHO," ujar Wang Wenbin pekan lalu.

Hingga berita ini ditulis, berbagai pakar epidemi ternama menyakini COVID-19 tak mungkin diciptakan manusia di dalam laboratorium. Mau itu di Cina ataupun di Amerika, mereka menganggap hal tersebut sangat-sangat sulit, bahkan mustahil.

Asisten Professor untuk bidang opini publik di Universitas New York, Angela Xiao, menyakini tudingan Cina tersebut adalah strategi baru untuk mengalihkan rasa frustasi warganya. Dengan begitu, kekesalan tidak ditujukan ke administrasi Presiden Xi Jinping, tetapi ke Amerika.

"Sebenarnya taktik ini juga dipakai administrasi negara lain, termasuk administrasi (mantan Presiden Amerika) Donald Trump," ujarnya mengomentari pernyataan Cina soal investigasi COVID-19 WHO di Amerika.

Baca juga: WHO: COVID-19 Melalui Jalan Rumit Hingga Berakhir di Wuhan

ISTMAN MP | CNN

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

4 jam lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

20 jam lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

22 jam lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

23 jam lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

1 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya