Pengungsi Rohingya Pasrah Dipindahkan Asal Tidak ke Myanmar
Reporter
Non Koresponden
Editor
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Senin, 15 Februari 2021 08:15 WIB
TEMPO.CO, - Sejumlah pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh pasrah dipindahkan ke pulau terpencil daripada dipulangkan ke Myanmar. Meski pulau di Teluk Benggala itu dikabarkan rawan banjir dan topan, mereka merasa lebih baik ketimbang harus kembali berhadapan dengan militer Myanmar.
"Saya tidak melihat masa depan bagi kami. Sedikit harapan yang kami miliki untuk kembali ke tanah air kami hancur setelah kudeta militer," kata pengungsi Rohingya berusia 42 tahun, yang memilih ikut rencana pemerintah Bangladesh pindah ke pulau itu, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 15 Februari 2021.
Lebih dari satu juta Muslim Rohingya melarikan diri setelah mereka mengalami dugaan penindasan dan penyiksaan oleh militer Myanmar sejak 2017 di negara bagian Rakhine. Padahal saat itu Myanmar dipimpin oleh pemerintahan sipil, Aung San Suu Kyi.
Seperti diketahui, pada 1 Februari kemarin militer Myanmar merebut kekuasaan dan menahan Suu Kyi bersama sejumlah pejabat lain. Militer menyerahkan tampuk kekuasaan pada pemimpin mereka, Jenderal Min Aung Hlaing.
Myanmar dan para jenderalnya pernah diadili di pengadilan PBB atas tuduhan genosida dan kekerasan pada 2017. Namun Min Aung Hlaing berulang kali mengklaim bahwa tindakan keras diperlukan untuk membasmi pemberontak di negara bagian Rakhine.
Seorang remaja Rohingya berusia 27 tahun yang berada di kamp pengungsian di Sittwe mengatakan di bawah pemerintahan demokratis mereka memiliki sedikit harapan dapat kembali ke rumah lamanya di Rakhine. "Tapi sekarang (pascakudeta Myanmar) sudah pasti kami tidak akan bisa kembali," ucap dia.
BACA JUGA: Kudeta Myanmar Mempersatukan Kelompok Etnis yang Bertentangan
Sumber: CHANNEL NEWS ASIA, ENGLISH AHRAM