Bangladesh Pindahkan 4 Ribu Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Senin, 15 Februari 2021 06:45 WIB

Angkatan laut Bangladesh mendata para warga Rohingya yang menuju ke kapal untuk dipindahkan ke pulau Bhasan Char di Chattogram, Bangladesh, 29 Desember 2020. Sekitar satu juta pengungsi dari Rohingya melarikan diri dari Myanmar untuk menghindari pembantaian etnis pada 2017 lalu. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, - Pemerintah Bangladesh akan memindahkan 3-4 ribu pengungsi Muslim Rohingya ke pulau terpencil di Teluk Benggala hari ini dan besok. Meskipun ada potensi badai dan banjir yang menghantam pulau tersebut, pemerintah berkukuh melanjutkannya.

Bangladesh telah merelokasi sekitar 7 ribu orang ke pulau Bhasan Char sejak awal Desember dari kamp-kamp pengungsian. Alasannya ada lebih dari satu juta pengungsi tinggal di gubuk bobrok yang berada di lereng bukit dekat perbatasan Myanmar. Selain itu mereka berdalih kepadatan yang berlebihan di kamp-kamp pengungsi memicu kejahatan.

"Pengungsi Rohingya akan dipindahkan ke Bhasan Char dengan kapal pada hari Senin dan Selasa," kata Komodor Angkatan Laut Rashed Sattar dari pulau itu dikutip dari Channel News Asia, Senin, 15 Februari 2021.

Bangladesh mengatakan relokasi tersebut bersifat sukarela, tetapi beberapa dari pengungsi yang dipindahkan di kloter pertama berbicara tentang pemaksaan.

Pemerintah menampik kerawanan keamanan di pulau itu, dengan alasan sudah ada penahan banjir serta rumah-rumah untuk 100 ribu orang, rumah sakit, dan pusat pemantau topan.

Advertising
Advertising

Begitu mereka tiba di Bhasan Char, etnis Rohingya tidak diizinkan meninggalkan pulau itu, yang berjarak beberapa jam perjalanan dari pelabuhan selatan Chittagong.

Bangladesh telah menuai kecaman karena keengganan untuk berkonsultasi dengan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan bantuan lainnya atas relokasi ini. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan badan tersebut belum diizinkan untuk mengevaluasi keselamatan dan keberlanjutan kehidupan di pulau itu.

"Proses pemindahan Rohingya akan berlanjut. Mereka pergi ke sana dengan bahagia untuk kehidupan yang lebih baik," kata Mohammad Shamsud Douza, wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi.

Menurut Douza, prioritas utama negaranya adalah memulangkan para pengungsi ini ke tanah air mereka, Myanmar, dengan cara yang bermartabat dan berkelanjutan.

Bangladesh telah meminta Myanmar untuk melanjutkan proses repatriasi sukarela pengungsi Rohingya yang terhenti, karena tekanan internasional meningkat pada para pemimpin militer menyusul kudeta, yang mengurangi harapan para pengungsi untuk kembali ke rumah.

"Saya tidak melihat masa depan bagi kamim Sedikit harapan yang kami miliki untuk kembali ke tanah air kami hancur setelah kudeta," kata pengungsi Rohingya berusia 42 tahun, yang memilih ikut rencana pemerintah Bangladesh pindah ke pulau itu.

BACA JUGA: Warga Bangladesh Mulai Suntik Vaksin Virus Corona

Sumber:

CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

17 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

5 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya