Hari Raya Imlek Digelar Virtual, Chinatown Amerika Terpukul

Jumat, 12 Februari 2021 19:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk kedua kalinya perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek terdampak pandemi COVID-19. Di Amerika, warga-warga keturunan Cina memutuskan untuk tidak menggelar perayaan secara besar-besaran karena situasi pandemi yang masih buruk di sana. Sebagai alternatif, mereka memilih untuk merayakan Imlek secara jarak jauh atau virutal.

Bagi para pengusaha di Chinatown (Pecinan), ini mimpi buruk untuk kedua kalinya. Dalam situasi normal, usaha-usaha di Chinatown bisa menaikkan omzet hingga 30 persen dibanding biasanya. Sekarang, dengan adanya pandemi COVID-19, toko tidak seramai biasanya karena adanya berbagai pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah.

"Ini tidak akan sama dibanding biasanya, mendekati pun tidak," ujar Malcolm Yeung, Direktur Esekutif dari Komunitas Chinatown San Francisco, dikutip dari CNN, Jumat, 12 Februari 2021.

Yeung mengatakan, dia nyaris tidak mengerjakan apapun terkait festival Hari Raya Imlek tahun ini. Biasanya, jauh-jauh hari ia sudah sibuk mempersiapkan festival bunga dan parade Imlek, lengkap dengan Barongsai. Sekarang, dia hanya mempersiapkan acara-acara online untuk menjaga tradisi.

Seorang wanita memilah-milah jimat keberuntungan untuk Tahun Sapi menjelang Tahun Baru Imlek di tengah pandemi COVID-19 di Chinatown di Manila, Filipina, 11 Februari 2021. REUTERS/Eloisa Lopez


Hal senada dialami oleh Chi Vy Ngo, pemilik restoran Bo Ky di Chinatown New York. Ia sudah pasrah soal pemasukan selama periode Imlek tahun ini.

Sebelum-sebelumnya, ia sudah harus bersiap menghadapi lonjakan pengunjung sejak seminggu sebelum Imlek. Tahun ini, untuk bertahan hidup saja dia harus membuka bisnis sampingan yaitu berjualan kebutuhan dapur dan bahan makanan.

"Saya memprediksi setidaknya bakal ada 30-40 kilogram daging babi bakal terjual untuk kemudian dibawa ke rumah dan dimasak sendiri. Untuk menu makanan biasanya, kami hanya melayani 30 persen dari apa yang ada," ujar Ngo, sehari sebelum Imlek.

Untuk dirinya sendiri, Ngo mengatakan dia akan menghubungi keluarga-keluarganya saja via telepon atau video conference. Menurutnya, hal itu lebih baik daripada tidak ada kumpul keluarga sama sekali.

Susan Allen, Presiden dari Pan Asian American Chamber of Education Foundation, menyatakan hal senada. Ia berkata, kebanyakan keluarga yang merayakan Imlek telah beralih ke perayaan virtual tahun ini. Walau begitu, bukan berarti tidak bisa dirayakan secara meriah.

"Kemungkinan mereka akan melakukan video conference dengan tv besar di ruang utama lalu ngobrol, makan bersama, dan membunyikan musik keras-keras untuk anggota keluarga yang lebih senior," ujar Allen soal perayaan Imlek di Amerika.

Baca juga: Cuan Eks Guru Honorer Budidaya Ikan Cupang, Penghasilan Rp 40 Juta Sebulan

ISTMAN MP | CNN



Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

4 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

4 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

5 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya