India dan Cina Sepakat Tarik Pasukan di Area Danau Himalaya Barat

Kamis, 11 Februari 2021 19:30 WIB

TEMPO.CO, - Militer India dan Cina sepakat menarik pasukannya dari area danau di dataran tinggi Himalaya Barat yang diperebutkan. Keputusan ini menjadi terobosan di tengah ketegangan selama berbulan-bulan soal sengketa perbatasan kedua negara.

Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengatakan kepada parlemen bahwa kesepakatan atas Pangong Tso, sebuah danau glasial pada ketinggian 4.270 meter, dicapai setelah militer dan diplomat dari kedua negara itu beberapa kali berunding. Danau Pangong adalah air yang membentang dari Daerah Otonomi Tibet Cina di wilayah Ladakh India.

"Pembicaraan kami yang berkelanjutan dengan Cina telah menghasilkan kesepakatan tentang pelepasan keterlibatan di tepi utara dan selatan danau Pangong," katanya dikutip dari Reuters, Kamis, 11 Februari 2021.

Advertising
Advertising

Kementerian pertahanan Cina mengatakan pasukan garis depan dari kedua negara telah mulai mundur dari tepi danau pada Rabu.

Baca juga: Sengketa Perbatasan India dan Cina Kembali Bergejolak di Bukit Himalaya Barat

Singh mengatakan kedua belah pihak telah setuju untuk membongkar struktur pertahanan yang mereka bangun di dua sisi danau, yang dua pertiganya dikendalikan Cina. Setelah pelepasan selesai di danau, komandan militer akan bertemu dalam waktu 48 jam untuk membahas penarikan kembali dari daerah lain.

Kebuntuan di wilayah ini dimulai pada April tahun lalu ketika India mengatakan pasukan Cina telah menyusup jauh ke sisi Garis Kontrol Aktual (Line of Actual Control/LAC) atau perbatasan de facto di daerah Ladakh di Himalaya barat. Cina mengklaim pasukannya beroperasi di wilayahnya sendiri dan menuduh penjaga perbatasan India melakukan tindakan provokatif.

Pada Juni tahun lalu, 20 tentara India tewas ketika kedua belah pihak bentrok dengan batang besi dan batu di Lembah Galwan. Ini menjadi kekalahan pertempuran pertama di perbatasan dalam 45 tahun. Cina juga menderita jumlah korban yang tidak ditentukan.

Sejak itu kedua negara, yang berperang pada 1962, telah memindahkan ribuan tentara, tank, senjata artileri, dan jet tempur ke dekat perbatasan. India dan Cina memang belum mencapai kesepakatan tentang perbatasan sepanjang 3.500 kilometer sejak perang 1962.

Singh mengatakan pemerintah India telah memberi tahu Beijing bahwa perdamaian dan ketenangan telah sangat terganggu oleh tindakan pasukan Cina dan hubungan bilateral telah rusak.

"Untuk memastikan pelepasan di titik-titik gesekan di sepanjang LAC, pandangan kami bahwa pasukan dari kedua belah pihak, yang sekarang berada di dekat, harus mengosongkan penempatan ke depan yang dilakukan pada 2020 dan kembali ke pangkalan permanen dan yang diterima," kata Singh.

Pada Agustus 2020, pasukan India menduduki ketinggian di tepi selatan danau sebagai pembalasan terhadap pasukan Cina yang bergerak lebih jauh di sepanjang tepi utara salam konflik sengketa perbatasan ini.

REUTERS

Berita terkait

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

52 menit lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

2 jam lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

6 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

20 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

21 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya