Demonstran Kudeta Myanmar Gelar Unjuk Rasa di Depan Kedubes Cina

Kamis, 11 Februari 2021 15:30 WIB

Sebuah spanduk yang dipasang di Yangon pada 10 Februari 2021, menunjukkan seorang pengunjuk rasa perempuan yang terluka oleh luka tembak di kepala ketika polisi menindak pengunjuk rasa pada 9 Februari 2021 di Naypyitaw, Myanmar. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Myanmar melanjutkan aksi demonstrasi untuk memprotes kudeta yang terjadi. Kal ini, sasaran mereka adalah Kedutaan Besar Cina di Yangon. Ratusan demonstran yang berkumpul menuduh Cina telah mendukung junta militer.

"Dukung Myanmar, jangan dukung diktator," ujar salah satu spanduk yang dibawa demonstran Myanmar ke Kedubes Cina, Kamis, 11 Februari 2021.

Ada juga demonstran yang mengatakan tindak tanduk Cina selama kudeta Myanmar berlangsung mencurigakan. Cina, per berita ini ditulis, belum memberikan pernyataan soal demonstrasi itu.

Selama kudeta Myanmar berlangsung, Cina memang cenderung kalem dalam meresponnya. Sikap mereka kontras dibandingkan kebanyakan negara yang meminta kudeta segera dihentikan atau bahkan menjatuhkan sanksi seperti yang dilakukan Amerika.

Di rapat Dewan Keamanan PBB, misalnya, Cina meminta para negara anggota untuk tidak terburu-buru menyikapi kudeta Myanmar. Menurut mereka, tidak pantas jika negara-negara anggota DK PBB mengintervensi urusan internal negara lain. Walau begitu, mereka mendukung pembebasan Penasehat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang menjadi tahahan politik junta.

Media-media di Cina pun tidak memberikan tanggapan kritis terhadap situasi di Myanmar. Malah, salah satu media di Cina menyamankan kudeta Myanmar dengan reshuffle kabinet.



Sikap-sikap kurang tegas tersebut pada akhirnya membuat kecurigaan terhadap Cina tak terhindarkan. Hal itu diperburuk dengan rekam jejak Cina memveto resolusi PBB soal krisis Rohingya Myanmar pada 2017 lalu. Di sisi lain, Cina juga memang memiliki kepentingan ekonomi dan strategis dengan Myanmar untuk melawan pengaruh Barat di Asia Tenggara.

Pada Rabu kemarin, Pemerintah Cina sudah mengeluarkan pernyataan pers soal tuduhan yang diarahkan ke mereka. Cina menyebut tuduhan itu tak berdasar. Selain itu, Cina juga membantah kabar telah mengirim tenaga ahli dan perlengkapan elektronik ke Myanmar untuk membantu junta di sana.

"Telah beredar banyak kabar bohong ataupun rumor soal Cina terkait Myanmar...Kami tetap memantau situasi di Myanmar dari dekat dan berharap semua pihak di sana bisa mencapai satu kesepakatan demi pertumbuhan dan stabilitas," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Wang Wenbin.

Per berita ini ditulis, kudeta Myanmar sudah berlangsung sepekan lebih. Kudeta itu dilakukan oleh militer Myanmar pimpinan Min Aung Hlaing. Adapun kudeta dilakukan dengan menangkap para pejabat negara, memberhentikan para menteri, dan kemudian membatalkan pelantikan anggota parlemen yang baru.

Kudeta itu sendiri dipicu kekalahan partai afiliasi junta militer, Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP) pada pemilu tahun lalu. Mereka kalah dari Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dibentuk Aung San Suu Kyi. USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut sehingga menyakini pemerintahan yang ada sekarang tidak sah dan berhak dikudeta.

Baca juga: Rusia Tak Mau Campuri Ketegangan Politik di Myanmar

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA






Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

12 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

13 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

17 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

20 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya