Rusia Tak Mau Campuri Ketegangan Politik di Myanmar

Kamis, 11 Februari 2021 08:00 WIB

Tangkapan layar: Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva dalam temu media rutin yang digelar secara virtual, Rabu 8 Juli 2020. (ANTARA/Suwanti)

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia berharap ketegangan politik yang sedang terjadi di Myanmar saat ini bisa diselesaikan lewat dialog dan mekanisme hukum. Apa yang terjadi di Myanmar sekarang, Rusia sudah mengetahuinya tetapi tidak bisa mengintervensi.

“Kami tidak mungkin melakukan intervensi urusan domestik suatu negara. Posisi kami cukup jelas, kami mengutamakan inklusifitas dialog,” kata Lyudmila Vorobieva, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Rabu, 10 Februari 2021.

Menurut Vorobieva, tidak boleh ada intervensi dari luar terkait apa yang sedang terjadi di Myanmar saat ini. Rusia sungguh berharap masalah yang sedang terjadi di Myanmar bisa diselesaikan dengan sikap damai.

Advertising
Advertising

Baca juga: Surati PM Thailand, Pemimpin Junta Myanmar Minta Dukungan

Ketegangan politik di Myanmar bermula saat pada 1 Februari 2021, terjadi kudeta militer yang dipimpin oleh Panglima Militer Myanmar Min Aung Hlaing. Aung Hlaing menuduh pemilu pada November 2020 lalu yang dimenangkan oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), sudah dicurangi. Salah satu pendiri NLD adala Aung San Suu Kyi, peraih Nobel bidang perdamaian 1991.

Dalam beberapa hari terakhir terjadi unjuk rasa di bebarapa titik di Myanmar melawan pengambil alihan pemerintahan Myanmar oleh militer. Pada Rabu, 10 Februari 2021, unjuk rasa masih terjadi kendati aparat keamanan yang dikerahkan sudah bertambah.

Saksi mata mengatakan diperkirakan ada puluhan ribu masyarakat Mynamar yang melakukan unjuk rasa pada Rabu, 10 Februari di Kota Yangon dan Mandalay. Unjuk rasa juga terjadi di Ibu Kota Naypyitaw dan beberapa kota lainnya di Myanmar.

Demonstaran menuntut agar kekuasaan Pemerintah sipil yang dipegang Suu Kyi, dipulihkan. Demonstran juga meminta Suu Kyi yang sekarang ditahan polisi Myanmar, agar dibebaskan bersama tahanan politik lain.

Sumber: apnews.com

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

23 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

3 hari lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya