Sambil Ucapkan Selamat Imlek, Taiwan Tegaskan Tak Akan Tunduk ke Cina

Selasa, 9 Februari 2021 18:45 WIB

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, menghadiri peringatan 62 Tahun Krisis Selat Taiwan di Kinmen pada Ahad, 23 Agustus 2020. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Taiwan melanjutkan sindirannya kepada Pemerintah Cina. Dalam ucapan Selamat Imlek kepada Cina, Presiden Tsai Ing-Wen kembali menegaskan bahwa negaranya tak akan tunduk pada intimidasi negeri tirai bambu. Walau begitu, ia terbuka untuk negosiasi yang konstruktif dengan Cina.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa Taiwan konsisten dengan sikapnya. Kami tidak akan tunduk pada tekanan (Cina) ataupun bertindak gegabah ketika mendapat bantuan," ujar Tsai Ing-Wen, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 9 Februari 2021.

Ucapan serupa pernah disampaikan Tsai Ing-Wen pada Januari lalu. Kala itu, sambil mengucapkan Selamat Tahun Baru 2021, ia mengatakan kepada Cina bahwa Taiwan adalah negara independen, bukan bagian dari Cina. Selain itu, ia membuka pintu jika Cina ingin berdiskusi soal status Taiwan.

Kali ini, Tsai Ing-Wen menambahkan bahwa kedamaian antara Taiwan dan Cina tidak bisa diselesaikan secara sepihak. Hal tersebut memerlukan keterlibatan kedua sisi secara adil dan mutual. Selama Cina memilih untuk merespon situasi Taiwan dengan langkah militer, kata Tsai Ing-Wen, damai akan sulit tercapai.

"Kami mendoakan segala yang terbaik untuk warga di belahan lain selat Taiwan (Cina)...Kami berharap kita bisa bersama-sama mempromosikan kedamaian dan stabilitas di kedua sisi selat," ujar Tsai Ing-Wen menegaskan.

Per berita ini ditulis, Cina belum merespon ucapan Tsai Ing-Wen tersebut.

Sebuah jet tempur Indigenous Defense Fighter (IDF) dan rudal jelajah udara-ke-darat Wan Chien terlihat di Makung Air Force Base di pulau lepas pantai Penghu Taiwan, 22 September 2020. Di bawah Presiden Donald Trump, Amerika Serikat telah secara signifikan meningkatkan bantuan militer ke Taiwan. REUTERS/Yimou Lee


Cina, sebagaimana diketahui, mengklaim Taiwan sebagai miliknya. Hal itu sama seperti yang mereka lakukan terhadap Macau dan Hong Kong. Oleh karenanya, menurut Cina, tidak bisa Taiwan mengklaim sebagai negara merdeka.

Untuk memaksa Taiwan menjadi bagian dari Cina, berbagai upaya intimidasi dilakukan. Salah satunya dengan mengirimkan armada militer untuk menerobos wilayah kedaulatan Taiwan. Taiwan merespon itu dengan mengirimkan jet tempurnya beberapa kali untuk mengusir armada Cina.

Cina pernah mengatakan pada Januari lalu bahwa segala pengakuan kemerdekaan oleh Taiwan akan mereka anggap sebagai ajakan berperang. Dan, mereka tidak akan merespon ajakan negosiasi dari Tsai Ing-Wen yang dianggapnya trik murahan.

Taiwan, di sisi lain, mendapat dukungan Amerika untuk bertahan dari intimidasi Cina. Amerika, yang masih berseteru dengan Cina, berkali-kali mengirimkan bantuan ke Taiwan, mendukungnya sebagai negara merdeka.

Pada pekan lalu, misalnya, Presiden Amerika Joe Biden mengirimkan Kapal Perang USS John S McCain untuk berpatroli di Selat Taiwan. Penugasan tersebut kurang dari dua pekan sejak Cina mengirim delapan pesawat pengebom dan empat jet tempur ke Taiwan untuk memprovokasinya.

Baca juga: Cina Peringatkan Taiwan Bahwa Memerdekakan Diri Berarti Perang Dengannya

ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA



Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

49 menit lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

3 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

12 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

15 jam lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

19 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

22 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya