Profil Aung San Suu Kyi, Jatuh Bangun dalam Politik Myanmar

Senin, 8 Februari 2021 21:30 WIB

Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, berbicara dalam kampanye partai National League for Democracy (NLD) di Yangon, Myanmar, 1 November 2015. Pemilihan umum Myanmar akan digelar pada 8 November mendatang. AP/Khin Maung Win

TEMPO.CO, Jakarta - Niat awal Aung San Suu Kyi, 75 tahun, pulang ke kampung halamannya pada 1988 adalah untuk merawat ibunya yang sedang sakit kritis. Namun siapa sangka, kepulangan itu mengubah jalan hidupnya.

Suu Kyi yang seorang anak politikus di Myanmar menghabiskan masa mudanya dengan kuliah di Universitas Oxford, Inggris. Di sana pula dia ketemu jodoh, Michael Aris.

Keduanya lalu dikaruniai dua anak laki-laki. Selama merawat ibunya, suami dan dua anak laki-laki Suu Kyi berada di Inggris.

Advertising
Advertising

Baca juga: Pengacara Pastikan Aung San Suu Kyi Masih Ditahan Polisi Myanmar

Hidup Suu Kyi berubah saat meletup pembantaian massal yang dipicu unjuk rasa melawan kebrutalan dan sikap militer Myanmar yang tak responsif di bawah kepemimpinan U Ne Win. Ketidak-adilan ini mendorong Suu Kyi untuk menyuarakan pandangannya yang mencecar U Ne Win

Grafis perjalanan politik Aung San Suu Kyi. Sumber: www.britannica.com/tempo/berbagai sumber

Seperti sudah bisa diduga, sikap frontal Suu Kyi itu membuatnya dijatuhi hukuman. Pada 1989, Suu Kyi secara resmi dikenai hukuman sebagai tahanan rumah, tanpa boleh berkomunikasi.

Suu Kyi tentu saja memprotes hukuman yang dijatuhkan padanya. Namun yang terjadi dia disorongkan tawaran, dia bisa dibebaskan dari tahanan rumah asalkan dia angkat kaki dari Myanmar selamanya, tanpa boleh kembali lagi ke Myanmar.

Suu Kyi menolak tawaran tersebut. Dia pun menuntut Pemerintah Myanmar agar dikembalikan ke sipil dan tahanan politik dibebaskan. Tuntutan Suu Kyi tidak digubris.

Pada 1990, Liga Nasional Demokrasi, partai yang salah satunya didirikan oleh Suu Kyi memenangkan pemilu parlemen, namun hasilnya dianulir oleh militer Myanmar. Suami Suu Kyi, Aris mendaftarkan perjuangan istrinya menegakkan demokrasi di Myanmar, ke panitia Nobel.

Perjuangan Suu Kyi diakui dunia. Pada 1991, dia memenangkan Nobel perdamaian. Namun kemenangan ini tidak serta-merta membuat nasib Suu Kyi berubah.

Baru pada 1995, dia dibebaskan dari tahanan rumah dengan syarat dan kondisi tertentu. Diantara syarat tersebut, dia tidak boleh keluar dari Yangon, daerah tempat tinggalnya. Dia pun tak bisa menghadiri pemakaman suaminya yang meninggal karena kanker.

Pada September 2000, Suu Kyi kembali menjadi tahanan rumah karena mencoba melanggar larangan keluar dari Kota Yangon. Dua tahun kemudian, dia dibebaskan dari tahanan rumah dan delapan tahun berikutnya, larangan terhadap aktivitas Suu Kyi dilonggarkan oleh pemerintah.

Di sinilah Suu Kyi merasakan kebebasan sepenuhnya setelah bertahun-tahun menjadi tahanan rumah. Dia pun diizinkan ke luar negeri untuk pertama kalinya sejak 1988.

Tanpa membuang tempo, Suu Kyi mengumumkan akan mengikuti pemilu parlemen. Seperti sudah bisa ditebak, dia pun memenangkan pemilu.

Pada 2016, Suu Kyi menduduki beberapa jabatan di pemerintahan, salah satunya sebagai penasehat negara yang pada dasarnya membuatnya secara de facto memimpin negara.

Di tengah puncak kejayaannya, Suu Kyi dikritik oleh pemimpin dunia terkait sikap diamnya terhadap pembantaian etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine oleh militer Myanmar. Genosida terhadap etnis Rohingya ini disebut sebagai upaya untuk merebut wilayah yang selama ini ditinggali etnis minoritas tersebut.

Suu Kyi yang bergeming dikritik dan dinilai ironis mengingat dia adalah peraih Nobel perdamaian. Sempat muncul dorongan agar panitia Nobel mencabut penghargaan itu, namun pencabutan tersebut tidak bisa dilakukan.

Di tengah upaya negara-negara di dunia memerangi wabah virus corona atau persisnya pada pekan pertama Februari 2021, Suu Kyi digulingkan lewat kudeta militer

Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing melakukan kudeta terhadap Pemerintahan Suu Kyi atas tuduhan telah melakukan penipuan atas hasil pemilu pada 8 November 2020 lalu, yang dimenangkan oleh Partai NLD. Partai tersebut salah satunya didirikan oleh Suu Kyi.

Komisi Pemilihan Umum Myanmar mengabaikan tuduhan mal-praktik dari Aung Hlaing tersebut. Pengacara Suu Kyi menyebut kliennya sampai 8 Februari 2021, masih berada dalam tahanan polisi. Dia bahkan tak diizinkan untuk menemuinya.

Sumber: Sumber: https://www.britannica.com/biography/Aung-San-Suu-Kyi/State-counselor

Berita terkait

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

7 jam lalu

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

Pemberontak Arakan Army menguasai wilayah Rakhine yang banyak dihuni warga Rohingya di Myanmar. Mereka membantah menargetkan Rohingya.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

1 hari lalu

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

1 hari lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

3 hari lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

3 hari lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

4 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

5 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

6 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

Baca Selengkapnya

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

9 hari lalu

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

RECONEX adalah latihan bilateral yang dipimpin oleh KORMAR dan USMC bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas anggota marinir

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

9 hari lalu

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas

Baca Selengkapnya