Cina Bekuk Jaringan Pengedar Vaksin COVID-19 Palsu

Selasa, 2 Februari 2021 11:00 WIB

Botol kecil berlabel stiker "Vaccine COVID-19" dan jarum suntik medis dalam foto ilustrasi yang diambil pada 10 April 2020. [REUTERS / Dado Ruvi]

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Cina berhasil menangkap puluhan anggota jaringan pengedar vaksin COVID-19 palsu. Dikutip dari kantor berita Reuters, kurang lebih ada 80 anggota yang berhasil mereka tangkap. Di sisi lain, dari penangkapan itu, mereka juga berhasil mengamankan 3000 vaksin COVID-19 palsu.

"Para tersangka menjalankan operasinya sejak September tahun lalu," ujar keterangan Kepolisian Cina, Selasa, 2 Februri 2021.

Vaksin COVID-19 palsu tersebut dibuat dengan menginjeksikan saline ke dalam alat suntik. Dan, menurut keterangan kepolisian, tersangka diduga hendak menjualnya ke luar negeri untuk mencari keuntungan.

Jaringan tersebut tidak berada di satu kota saja. Kepolisian Cina mengatakan, mereka ada yang beroperasi Beijing, Shanghai, serta Shandong. Oleh karenanya, dalam penangkapan jaringan pengedar vaksin COVID-19 palsu ini, operasi dilakukan di sejumlah kota Cina yang berbeda.

Per berita ini ditulis, belum diketahui apa ancaman hukuman untuk para pengedar vaksin COVID-19 palsu tersebut. Selain itu, juga belum ada keterangan soal berapa banyak vaksin palsu yang sudah terjual.

Sebagai catatan, baru ada tiga produk vaksin resmi asal Cina yang sudah disahkan dan digunakan dalam vaksinasi COVID-19. Ketiga vaksin COVID-19 itu adalah produk buatan Sinovac serta Sinopharm.

Sinopharm memiliki dua vaksin COVID-19 yang berbeda karena dikembangkan bersama institut yang berbeda. Produk pertama, yang memiliki nama BBIBP-CorV, dibuat bersama Beijing Institute of Biological Products. Negara-negara yang sudah mengesahkannya, selain Cina, adalah Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania. Irak, Pakistan, Serbia, dan Peru.

Untuk produk kedua, Sinopharm mengembangkannya bersama Wuhan Insitute of Biological Products. Vaksin COVID-19 itu belum memiliki nama dan baru disahkan penggunaannya oleh Cina saja.

Sementara itu, untuk produk buatan Sinovac, dikenal dengan nama CoronaVac. Negara-negara yang sudah mengesahkannya, selain Cina, adalah Brasil, Chile, Indonesia, Turki, serta Bolivia. Beberapa pekan lalu, efektivitas vaksin COVID-19 ini sempat dipertanyakan karena hasil pengujian yang berbeda-beda di beberapa negara.

Baca juga: Tim Investigasi Asal Usul COVID-19 WHO Kunjungi Pasar Hewan Wuhan

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-china-vaccine/china-cracks-fake-covid-19-vaccine-ring-confiscates-3000-doses-xinhua-idUSKBN2A2031?il=0



Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

26 menit lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

1 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

20 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

21 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

22 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya