Wine dari Permukiman Ilegal Israel Tersedia di Uni Emirat Arab

Jumat, 15 Januari 2021 15:00 WIB

Botol anggur atau wine terlihat di Tura Winery di Rehelim, sebuah permukiman ilegal Israel di Tepi Barat milik Palestina yang diduduki, 12 Januari 2021. REUTERS / Ronen Zvulun

TEMPO.CO, Jakarta - Wine atau minuman anggur beralkohol yang diproduksi di permukiman ilegal Israel di wilayah Tepi Barat Palestina akan segera tersedia untuk dijual di Uni Emirat Arab, kata para pemimpin bisnis permukiman Israel.

Warga Palestina mengutuk kesepakatan ekspor itu dengan mengatakan permukiman adalah ilegal di bawah hukum internasional.

Setelah menjalin hubungan resmi dengan UEA tahun lalu di bawah kesepakatan yang ditengahi AS yang membuat marah warga Palestina, botol wine dari Tura Winery di permukiman Rehelim sekarang tersedia di UEA, kata seorang pengecer alkohol di sana, dikutip dari Reuters, 15 Januari 2021.

Pemilik penyulingan anggur, Vered Ben-Sa'adon, mengatakan kepada ekspor menunjukkan bahwa hubungan baru Israel-UEA juga meluas ke permukiman, di tanah Tepi Barat yang direbut dalam perang tahun 1967 dan wilayah yang diharapkan akan menjadi negara Palestina merdeka.

"Sangat menarik bagi (orang-orang di UEA) untuk merasakan proses perdamaian, menjadi bagian darinya. Saat Anda duduk di sebuah hotel di Abu Dhabi, dan minum segelas Tura (anggur), itu akan menjadi bagian dari sejarah," kata Ben-Sa'adon, 44 tahun.

Advertising
Advertising

Tura, yang juga memproduksi dan telah mengirim minyak zaitun ke UEA, memasang label pada botol anggurnya yang mencantumkan sebaris tulisan: "ANGGUR DARI TANAH ISRAEL".

Tura mengatakan istilah itu merujuk pada daerah yang mencakup Israel dan Tepi Barat, tempat para pemukim mengklaim atas dasar Alkitabiah terhadap tanah yang mereka sebut sebagai Yudea dan Samaria.

Dari kiri ke kanan: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani, berpose sebelum penandatanganan perjanjian Abraham Accord dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih di Washington, AS, 15 September, 2020. [REUTERS / Tom Brenner]

UEA menolak berkomentar ketika ditanya tentang posisi pemerintah di permukiman Israel, tetapi dikatakan bahwa hubungannya dengan Israel akan memajukan perdamaian di wilayah tersebut.

UEA belum mengatakan apakah akan menempatkan label khusus pada barang-barang pemukim yang mengatakan bahwa barang-barang itu diproduksi di permukiman.

Label semacam itu diwajibkan oleh Uni Eropa. Tetapi di bawah pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump tahun lalu, Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, mengatakan impornya dari permukiman harus ditandai "Dibuat di Israel" atau "Produk Israel".

Presiden terpilih AS Joe Biden telah mengkritik permukiman Israel, tetapi belum mengatakan apakah dia akan mengubah pedoman pelabelan pemerintahan Trump.

Ekspor produk dari wilayah Palestina yang diduduki permukiman ilegal Israel memicu keberatan warga Palestina.

"Ini menghancurkan hati bagaimana melihat saudara Muslim Anda (di UEA) mendukung musuh Anda dengan biaya Anda," kata Nizam Abdul Razzaq, 57 tahun, seorang petani zaitun dan lebah Palestina di Yasouf, sebuah desa 2 km dari Rehelim.

Baca juga: Israel Siapkan Kerja Sama Ekonomi dengan Uni Emirat Arab

Kementerian ekonomi Otoritas Palestina, yang memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat, menyebut pembelian barang permukiman oleh UEA sebagai "pelanggaran mencolok hukum internasional...dan upaya untuk melegitimasi permukiman di wilayah pendudukan."

Israel membantah bahwa permukimannya ilegal, dengan alasan hubungan Alkitabiah, historis dan politik dengan tanah itu, serta kebutuhan keamanan. Sekitar 440.000 pemukim tinggal di Tepi Barat di antara sekitar 3 juta warga Palestina.

Seorang perwakilan dari African + Eastern, distributor alkohol di UEA, mengatakan anggur Tura tersedia, meskipun mereka belum dipajang di rak toko. Pengecer tersebut juga menjual anggur yang diimpor dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Foto yang diunggah ke halaman Facebook Tura menunjukkan Tura mengadakan upacara penandatanganan di Dubai pada bulan Desember dengan FAM Holding, konglomerat bisnis UEA. Sebotol anggur Tura tampak terlihat di atas meja di acara tersebut.

Seorang perwakilan FAM mengatakan mereka memiliki kesepakatan impor untuk wine dan minyak zaitun dengan Tura dan untuk madu dengan Paradise Honey, sebuah perusahaan di pemukiman Hermesh di Tepi Barat.

Impor wine dan zaitun Israel FAM telah disetujui oleh pemerintah UEA, kata perwakilan tersebut, tanpa mengatakan apakah label asal akan diperlukan.


Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-israel-emirates-settlements-palestini/land-of-wine-and-honey-israeli-settlers-export-to-uae-to-palestinian-chagrin-idUSKBN29J1DR

Berita terkait

Aksi Solidaritas Palestina di Semarang Suarakan Boikot Produk Terafiliasi Israel

1 jam lalu

Aksi Solidaritas Palestina di Semarang Suarakan Boikot Produk Terafiliasi Israel

"Memasifkan gerakan boikot dan menarik investasi dalam bentuk apapun terhadap produk yang mendukung dan berafiliasi dengan zionis Israel," ujar perwakilan aksi, Fikri Arif Pradita, diikuti para peserta

Baca Selengkapnya

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

12 jam lalu

Menteri Israel Benny Gantz Ancam Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu

Kabinet perang Israel diambang perpecahan. Menteri Benny Gantz yang merupakan tokoh oposisi mengancam akan menarik dukungan dari pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

16 jam lalu

Saat Pengacara Israel Diteriaki Pembohong di Sidang ICJ

Seorang wanita dikeluarkan dari sidang Mahkamah Internasional atau ICJ saat pejabat Israel menyampaikan pendapatnya.

Baca Selengkapnya

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

18 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

21 jam lalu

Kabinet Perang Israel Pecah, Netanyahu Tak Bisa Kendalikan Menterinya

Netanyahu dan sejumlah pejabat Israel berselisih soal pengendalian Gaza setelah perang dengan Hamas selesai.

Baca Selengkapnya

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

23 jam lalu

UNRWA: 800.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Sejak Invasi Israel

Hampir separuh dari penduduk Rafah sudah meninggalkan wilayah itu sejak Israel melakukan serangan besar-besaran.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

1 hari lalu

Top 3 Dunia; Daftar Orang dengan IQ Tertinggi di Dunia dan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera

Top 3 Dunia, pada 18 Mei 2024, diurutan pertama berita tentang daftar orang tercerdas di dunia.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

1 hari lalu

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

IDF mengkonfirmasi tentara Israel membunuh seorang anggota senior Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jenin, Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

1 hari lalu

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

1 hari lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya