Pulihkan Ekonomi, Uni Eropa Ingin Perundingan CEPA Dengan Indonesia Beres 2021

Rabu, 13 Januari 2021 17:15 WIB

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket saat melepas penerima beasiswa Erasmus Plus pada 18 Juli 2020/Uni Eropa

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki 2021, Uni Eropa menetapkan penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) sebagai salah satu prioritas mereka. Hal tersebut menyusul perundingan yang tak kunjung usai hingga sekarang.

Per berita ini ditulis, perundingan I-EU Cepa akan mencapai putaran ke-10. Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket menyatakan bahwa pihaknya tidak memiliki target spesifik soal kapan perundingan harus usai, namun ia mengharapkan hal tersebut bisa dituntaskan.

"Kami tidak ingin memberikan tekenan yang dibuat-buat. Gunakan waktu yang ada sebaik mungkin dan pastikan mendapat hasil terbaik," ujar Vincent Piket dalam konferensi pers virtual, Rabu, 13 Januari 2021.

Diberitakan sebelumnya, I-EU CEPA adalah skema kerjasama komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa dengan tujuan untuk meningkatkan kerjasama dagang di antara keduanya. Hal itu mulai dari membuka akses pasar, mendorong investasi dari perusahaan-perusahaan negara anggota Uni Eropa, hingga meningkatkan perdagangan dari Indonesia ke Eropa.

Perundingan I-EU CEPA sempat terganggu oleh pandemi COVID-19. Namun, seiring dengan terpukulnya perekonomian kedua kubu akibat pandemi, kedua pihak sepakat berupaya melanjutkan perundingan yang ada. Vincent Piket berkata, I-EU CEPA bisa menjadi alat untuk pemulihan ekonomi ataupun pertumbuhan pada tahun-tahun ke depan.

"Jika terwujud, I-EU CEPA bisa memberikan pertumbuhan ekstra (untuk nilai perdagangan) dengan nilai hingga 5 Miliar Euro per tahun begitu memberikan dampak," ujar Vincent Piket. Nilai tersebut setara dengan Rp85 triliun.

"Ini bisa membantu Indonesia mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan mencapai target negara berpenghasilan tinggi per 2045," ujar Vincent Piket menambahkan.

Berbicara soal perdagangan, Vincent Piket menambahkan bahwa kerjasama dagang antara Indonesia dan Uni Eropa tetap baik. Namun, terjadi penurunan nilai ekspor year on year sebesar 11 persen dari US$12,03 miliar (Januari-Oktober 2019) menjadi US$10,67 miliar (Januari-Oktober 2020).

Penurunan tersebut disebabkan tak lain karena COVID-19. Namun, kata Vincent Piket, tetap ada pertumbuhan di beberapa jenis perdagangan. Salah satunya, di perdagangan sawit (CPO) yang nilainya naik 27 persen dan volumenya naik 10 persen

"Kami tahu CPO begitu penting bagi Indonesia...Kenaikan nilai dan volume justru menandakan tidak ada upaya dari kami untuk melarang perdagangan CPO," ujar Piket menegaskan. Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Uni Eropa tengah bersengketa di WTO soal perdagangan minyak sawit.

ISTMAN MP

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

19 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

22 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

2 hari lalu

Naik, Harga Biodiesel per Mei 2024 jadi Rp 12.453 per Liter

Kementerian ESDM menetapkan harga indeks pasar bahan bakar nabati atau HIP BBN biodiesel per Mei 2024 sebesar Rp 12.453 per liter.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

2 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

3 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya