WHO Bantu Negara Miskin Pastikan Vaksin COVID-19 Pfizer Aman

Sabtu, 2 Januari 2021 20:45 WIB

Botol vaksin Pfizer untuk melawan penyakit virus corona (COVID-19) terlihat di pusat vaksinasi Messe Luzern fairground, di Lucerne, Swiss 23 Desember 2020. [REUTERS / Arnd Wiegmann]

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memastikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan BioNTech aman digunakan. Hal itu untuk membantu negara-negara miskin yang tidak memiliki badan regulator obat-obatan atau tidak memiliki kapasitas untuk menguji vaksin. Dengan begitu, negara-negara miskin tak akan ragu untuk memakai vaksin COVID-19 Pfizer.

"Hal ini langkah positif untuk memastikan adanya akses global terhadap vaksin COVID-19. Sekarang, organisasi seperti UNICEF atau Organisasi Kesehatan Pan-Amerika bisa mengamankan suplai untuk negara tujuan kampanye vaksinasi mereka," ujar Asisten Direktur Jenderal WHO, Mariangela Simao, dikutip dari CNN, Sabtu, 2 Januari 2021.

Simao melanjutkan bahwa pengesahan vaksin COVID-19 Pfizer oleh WHO ini baru awal saja. Ia berkata, WHO juga tengah menguji vaksin-vaksin COVID-19 dari pengembang lainnya. Dengan begitu, pilihan vaksin COVID-19 yang bisa diambil oleh negara miskin pun kian banyak. Ia meminta para pengembang vaksin untuk tidak ragu mengajukan pengujian ke WHO.

Selain itu, Simao menambahkan bahwa pengesahan tak akan ada artinya apabila suplai vaksin COVID-19 untuk negara miskin tidak ada. Oleh karenanya, ia berharap berbagai pengembang vaksin memastikan ada cukup suplai untuk mereka, tidak untuk negara-negara maju saja.

"Saya ingin menegaskan pentingnya kerjasama global untuk memastikan ada cukup suplai vaksin untuk memenuhi kebutuhan di manapun," ujar Simao. Sebagai catatan, WHO telah membentuk organisasi inisiatif bernama COVAX yang berfungsi mengumpulkan dana sumbangan untuk mengamankan suplai vaksin bagi negara miskin.

Untuk memastikan vaksinasi di negara miskin nantinya lancar, Simao menjamin WHO juga akan membantu proses tersebut. Pada tanggal 5 Januari nanti, kata ia, para pakar imunisasi WHO akan berkumpul untuk menyusun kebijakan dan rekomendasi prosedur vaksinasi yang bisa dipakai. Hal itu termasuk soal penyimpanan vaksin COVID-19 Pfizer yang membutuhkan kontainer dengan suhu -60 derajat Celcius.

Vaksin COVID-19 lain yang diprediksi akan menyusul Pfizer adalah Moderna dan AstraZeneca. AstraZeneca, misalnya, belum lama ini mendapatkan pengesahan dari badan regulator obat-obatan di Inggris. Di sana, vaksin COVID-19 AstraZeneca akan mulai digunakan pada 4 Januari.

AstraZeneca sendiri berkomitmen menyediakan ratusan juta dosis vaksin COVID-19 untuk negara dengan perekonomian menegah ke bawah. Hal itu, kata mereka, akan bersifat sukarela dan sudah mencakup pengantaran ke negara terkait.

ISTMAN MP | CNN

https://edition.cnn.com/2021/01/01/world/who-pfizer-biontech-vaccine-approved-intl/index.html

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

3 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya