Anggota WHO Berkumpul Rabu Ini, Bahas Varian Baru COVID-19

Rabu, 23 Desember 2020 07:00 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19, yang disebabkan oleh virus corona baru, di markas besar WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Munculnya varian baru COVID-19 membuat WHO kian waspada soal potensi peningkatan jumlah kasus. Apalagi, varian baru tersebut dikatakan 70 persen lebih cepat menyebar dibanding varian biasanya. Dikutip dari kantor berita Reuters, WHO akan mengumpulkan anggota-anggotanya Rabu ini untuk membahas strategi melawannya.

"Pertemuan ini didesain untuk mempermudah pembagian informasi (soal varian baru COVID-19)," ujar keterangan WHO, Selasa, 22 Desember 2020.

WHO melanjutkan bahwa hal yang bisa mereka anjurkan ke negara-negara anggota saat ini adalah membatasi frukuensi perjalanan. Hal itu setidaknya perlu dilakukan sampai ada kejelasan soal varian baru COVID-19 tersebut.

Per berita ini ditulis, mayoritas negara di Eropa sudah menutup pintu perbatasan mereka untuk pendatang dari Inggris. Hal itu baik yang datang lewat jalur darat seperti kereta atau via penerbangan. Durasinya beragam, ada yang beberapa hari, ada juga yang sampai Januari. Di Asia, baru Hong Kong, India, dan Singapura yang melakukan penutupan serupa.

Selain menganjurkan negara-negara anggota untuk membatasi perjalanan, WHO juga mengimbau mereka untuk tidak panik. Dalam keterangannya, WHO mengatakan bahwa munculnya varian baru virus adalah bagian dari evolusi pandemi. WHO bahkan memuji keberhasilan Inggris mendeteksi varian baru COVID-19 walaupun telat dua bulan.

Secara terpisah, produsen vaksin BioNTech, yang membantu pengembangan vaksin Pfizer, menyatakan hal senada. CEO dari BioNTech, Ugur Sahin, berkata bahwa munculnya varian baru virus adalah wajar karena tipe virus COVID-19 bisa bermutasi. Ia pun menyebut ada sembilan mutasi pada virus COVID-19.

Adapun Sahin optimistis vaksin yang ia kembangkan bersama Pfizer akan tetap bisa menangkal varian baru COVID-19. Sebab karakteristik protein dari varian baru COVID-19 relatif sama dengan varian yang biasa. Walau begitu, ia mengatakan pemeriksaan lebih lanjut tetap dibutuhkan dan ia meminta waktu dua pekan untuk itu.

"Kami membutuhkan waktu dua pekan untuk menentukan apakah vaksin kami bisa menghentikan varian baru COVID-19."

"Vaksin COVID-19 mengandung 1.270 asam amino dan hanya 9 di antaranya yang berubah (pada varian baru COVID-19). Berarti, 99 persen protein masih sama," ujar Sahin yakin.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-who/who-members-to-meet-on-wednesday-on-new-virus-variant-idUSKBN28W0W1?il=0










Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

1 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

4 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

5 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

5 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya