Lempar Bendera Cina, Aktivis Hong Kong Terancam Dipenjara 5 Tahun

Jumat, 11 Desember 2020 14:52 WIB

Seekor burung terbang di depan aktivis pro-demokrasi Hong Kong Ivan Lam dan Joshua Wong saat mereka berjalan ke mobil van tahanan untuk menuju ke pengadilan, setelah mengaku bersalah atas tuduhan mengorganisir dan menghasut pertemuan tidak sah di dekat markas polisi selama protes anti-pemerintah tahun lalu di Hong Kong, Cina, 2 Desember 2020. [REUTERS / Tyrone Siu]

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Hong Kong Tony Chung dinyatakan bersalah dalam kasus penghinaan bendera Cina dan demonstrasi tanpa izin. Atas kesalahannya, ia berpotensi dihukum penjara dengan lama hukuman 3-5 tahun.

"Tindakan terdakwa tidak diragukan lagi telah menghina bendara nasional Cina secara terbuka. Terdakwa meloncat dan melempar bendera tersebut sehingga semakin banyak orang bisa melihat apa yang ia perbuat," ujar anggota majelis hakim Peony Wong, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 11 Desember 2020.

Penetapan bersalah Tony Chung menjadi perkara kesekian di mana aparat Hong Kong menyasar para aktivis pro demokrasi di sana. Sebelumnya, pemimpin aktivis seperti Joshua Wong dan Agnes Chow sudah lebih dulu diperkarakan. Pekan lalu, keduanya divonis penjara.

Tony Chung sendiri adalah rekan Joshua Wong. Ia, yang berusia 19 tahun, memimpin salah satu kelompok pro-demokrasi di Hong Kong yang bubar sejak UU Keamanan Nasional diberlakukan Parlemen Cina serta pemerintah setempat. UU Keamanan Nasional Hong Kong, sebagaimana diketahui, adaah regulasi yang dibuat pemerintah setempat untuk membungkam kelompok-kelompok yang dirasa mengancam "keamanan nasional".

Chung ditangkap oleh polisi berpakaian sipil pada Oktober lalu. Sejak saat itu, Tony Chung berada dalam tahanan hingga pengadilannya berjalan. Di pengadilan sendiri, Chung tidak mau mengaku bersalah telah menghina bendera Cina dan menggelar demonstrasi secara ilegal. Adapun vonis untuk dirinya akan ditetapkan pada 29 Desember nanti.

"Warga Hong Kong, bertahanlah," ujar Tony Chung ketika menemui pendukungnya di depan kantor pengadilan. Di pengadilan, Tony Chung berdalih tidak mengetahui bahwa bendera yang ia lempar adalah bendera Cina karena yang ia lihat hanyalah kain merah.

Sebagai catatan, Chung juga aktivis pertama yang akan diadili dengan UU Keamanan Nasional Hong Kong. Ia diperkarakan atas tuduhan berupaya memisahkan diri dari Hong Kong, pencucian uang, serta upaya untuk mempublikasikan materi-materi berbahaya.

Atas hal-hal tersebut, ia terancam dipidana penjara seumur hidup. Namun, persidangan pelanggaran UU Keamanan Nasional baru akan digelar setelah persidangan untuk penghinaan bendera Cina usai.

Selain Tony Chung, taipan media Jimmy Lai juga dikabarkan telah dijerat dengan UU Keamanan Nasional Hong Kong. Ia dituduh berkolusi dengan pihak asing sehingga mengancam keamanan nasional Hong Kong.

Jimmy Lai, sebelum ditangkap, memang kerap berpergian ke Amerika. Di sana, ia bertemu dengan berbagai pejabat dan politisi untuk menggalang dukungan bagi Hong Kong. Salah satu yang pernah ia temui adalah Menteri Luar Negeri Mike Pompeo. Hal itu yang membuatnya dicurigai telah berkolusi dengan pihak asing mengingat sikap administrasi Presiden Amerika Donald Trump yang anti-Cina.

Lai mengakui lebih khawatir medianya yang disasar dibanding dirinya. Sebab, media yang ia miliki, Apple Daily, adalah satu dari sedikitnya media di Hong Kong yang masih kritis terhadap pemerintah setempat dan Cina.

ISTMAN MP

https://www.channelnewsasia.com/news/asia/hong-kong-teen-tony-chung-verdict-in-china-flag-insult-13748770?cid=FBcna

https://www.channelnewsasia.com/news/asia/hong-kong-media-tycoon-jimmy-lai-charged-national-security-law-13750168

Berita terkait

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

3 jam lalu

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

Seorang warga Cina berinisial YH diduga menambang bijih emas secara ilegal dan memproduksi emas batangan di bawah tanah di Kabupaten Ketapang

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM

2 hari lalu

Ramai Kritik Hilirisasi Nikel Dianggap Lebih Untungkan Cina, Ini Tanggapan Stafsus ESDM

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan keuntungan nilai tambah hilirisasi nikel di Indonesia selama ini lebih banyak tersalur ke Cina.

Baca Selengkapnya

Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

2 hari lalu

Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

Perseteruan Cina dan Filipina memperebutkan dua fitur di Laut Cina Selatan kian sengit.

Baca Selengkapnya

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

2 hari lalu

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

Diplomat Cina disarankan angkat kaki dari Manila yang menggambarkan naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Makau Kedatangan 8,8 Juta Wisatawan pada Kuartal Pertama 2024, Indonesia Penyumbang Keempat

4 hari lalu

Makau Kedatangan 8,8 Juta Wisatawan pada Kuartal Pertama 2024, Indonesia Penyumbang Keempat

Sejak dibuka kembali untuk wisatawan asing, Makau kedatangan 28,2 wisatawan internasional pada 2023.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

4 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

4 hari lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya