Seorang penjahit menyelesaikan gaun mini di bengkel Dior menjelang peragaan koleksi Haute Couture Online Fall / Winter 2020/2021 oleh desainer Maria Grazia Chiuri untuk rumah mode Dior di Paris, Prancis, 4 Juli 2020. Rumah mode Dior akan berpartisipasi peragaan Haute Couture Online, yang digelar secara online karena pandemi Covid-19. REUTERS/Charles Platiau
TEMPO.CO, Jakarta -Prancis tidak menutup kemungkinan menunda pelonggaran lockdown COVID-19 apabila diperlukan untuk mencegah gelombang ketiga. Sebab, sejauh ini, situasi pandemi di Prancis tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Di sisi lain, musim dingin kian dekat dan hal itu berpotensi memperburuk situasi yang ada.
"Jika kami mempertimbangkan hal-hal tersebut di mana harus memodifikasi tahap kedua pelonggaran lockdown, maka kami (berpotensi) melakukannya," ujar juru bicara Pemerintah Prancis, Gabriel Attal, dikutip dari Reuters, Rabu, 9 Desember 2020.
Per berita ini ditulis, Prancis sekarang berada di urutan ke lima negara paling terdampak COVID-19 di dunia. Mereka berada di bawah Rusia dan di atas Italia Adapun di Prancis ada 2,3 juta kasus dan 56 ribu kematian akibat COVID-19.
Dalam 24 jam terakhir, jumlah kasus di sana bertambah sebanyak 14 ribu kasus. Angka tersebut jauh lebih besar dari target yang ditetapkan Prancis sebagai syarat pelonggaran lockdown COVID-19. November lalu, Prancis mengatakan bahwa untuk lockdown bisa dilonggarkan, pertambahan jumlah kasus harian harus berada di kisaran 5000 kasus ke bawah.
Jika target itu tercapai, Prancis menjadwalkan pelonggaran tahap kedua akan dilakukan pada 15 Desember 2020 nanti. Hal itu akan ditandai dengan pembukaan kembali tempat hiburan seperti teater, museum, dan bioskop untuk menyambut musim liburan. Namun, apabila melihat situasinya, sulit target bisa dicapai dalam waktu kurang dari sepekan.
Presiden Emmanuel Macron dikabarkan akan membahas situasi pandemi tersebut dan penundaan pelonggaran lockdown dengan kabinetnya hari ini. Sejumlah pejabat kesahatan sudah memberi tahunya bahwa target 5000 mustahil tercapai pekan depan yang menandakan warga Prancis akan menghabiskan akhir tahun dalam suasana lockdown.