Pencegahan Virus Corona, WHO Menunggu Sertifikat E-Vaksin

Jumat, 4 Desember 2020 20:00 WIB

Dosis vaksinasi penyakit virus corona (COVID-19) dari BioNTech dan Pfizer digambarkan dalam foto selebaran ini, saat Inggris menjadi negara barat pertama yang menyetujui vaksin COVID-19, di Mainz, Jerman. [BioNTech SE 2020, semua hak dilindungi undang-undang / Handout melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - WHO tidak merekomendasikan negara-negara di dunia menerbitkan paspor imunitas bagi mereka yang sudah sembuh dari virus corona. Sebaliknya, WHO menantikan prospek penerbitan sertifikat e-vaksin seperti yang sedang dikembangkan dengan Estonia.

“Kami menunggu penggunaan teknologi dalam menghadapi Covid-19 ini. Salah satunya, bagaimana kita bisa bekerja sama dengan negara-negara untuk mewujudkan sebuah sertifikat e-vaksin,” kata Siddhartha Datta, Program Manajer WHO wilayah Eropa.

Seorang karyawan bekerja di laboratorium Pfizer tempat mereka melakukan penelitian dan pengembangan vaksin penyakit coronavirus (COVID-19) di Pearl River, New York, Amerika Serikat. Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin COVID-19 yang oleh Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech. Pfizer/HO REUTERS

Estonia dan WHO sudah memulai pilot projek sertifikat e-vaksin pada Oktober 2020 lalu, yang bentuknya kecil berwarna kuning. Sertifikat e-vaksin ini digunakan untuk pelacakan data riwayat kesehatan si pemilik e-vaksin dan untuk memperkuat inisiatif COVAX yang didukung oleh WHO dalam meningkatkan vaksinasi di negara-negara berkembang.

Vaksinasi saat ini terus berkembang, khususnya sejak Inggris setuju memberikan kesempatan pada Pfizer dan BioNTech untuk mengembangkan vaksin virus corona. Sedangkan perusahaan farmasi lain seperti Modena dan AstraZeneca sudah melakukan tahap percobaan yang hasilnya bagus dan sekarang menunggu persetujuan.

Advertising
Advertising

Datta memperingatkan setiap inisiatif teknologi tidak boleh malah membuat negara-negara kewalahan dalam menghadapi pandemi virus corona. Teknologi tersebut juga harus mematuhi undang-undang dan tidak mengganggu layanan lalu-lintas di perbatasan. Sebagai contoh, beberapa aplikasi pelacakan Covid-19 tidak berfungsi ketika di bawa si pemiliknya ke luar negeri.

Pada awal 2020, Estonia secara terpisah sudah memulai sebuah uji coba paspor digital imunitas. Alat ini memungkinkan dilakukannya pelacakan jejak mereka yang sembuh dari Covid-19 dengan beberapa imunitas. Namun masih menjadi tanda tanya data apa saja yang akan dimasukkan dalam paspor imunitas itu dan berapa lama seseorang bisa terlindungi lewat teknologi ini.

Catherine Smallwood, staf senior di Layanan Darurat WHO untuk wilayah Eropa memiliki pandangan lain. Pada Kamis, 3 Desember 2020 dia menguatarakan pandangan bahwa tes antigen yang digunakan beberapa maskapai untuk melakukan tes virus corona pada penumpang sehingga menentukan apakah boleh terbang atau tidak mereka terbang, dirasa kurang pas untuk skala penerbangan internasional.

Tes antigen dirasa Smallwood kurang akurat ketimbang tes PCR molekular. Tes antigen masih memungkinkan orang bisa lolos dari pemeriksaan ini.

Sumber: https://www.asiaone.com/world/who-looks-possible-e-vaccination-certificates-travel

Berita terkait

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

14 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

19 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

1 hari lalu

Puluhan Miliaran Digelapkan Mafia Tanah Bekas ART, Nirina Zubir Ungkap Pernah Mau Dicicil Rp 2 Juta per Bulan

Bekas asisten Cut Indria Marzuki, Riri Khasmita, sempat berkelit telah menggelapkan surat berharga dan harta sebanyak miliaran rupiah dari ibunda Nirina Zubir.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

2 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

15 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

19 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

20 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

21 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

22 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya